
Serikat Mural Surabaya (SMS), komunitas seniman jalanan Surabaya, melawan aksi teror di Surabaya dengan kreativitas street art (seni jalanan).
Para muralist yang tergabung dalam komunitas ini telah mengekspresikan perlawanan mereka melalui mural di beberapa titik di Surabaya.
Salah satu karya mural dari para seniman jalanan di SMS. Foto: Istimewa
Di antaranya, mural karya mereka bisa ditemui di dinding daerah Wonokromo, dinding depan Marvell City, serta dinding lainnya di kawasan Ngagel, Surabaya.
Mural itu secara jelas menghujat teroris dengan ungkapan khas Arek Suroboyo diimbangi dengan pemilihan tipograf yang menarik dan warna-warni.
Xgo, Founder sekaligus Koordinator Umum SMS mengatakan, aksi mural itu dia sebut sebagai teror balasan untuk para teroris yang telah merebut hak hidup orang lain.
“Meneror dengan bom bunuh diri hingga korban jiwa berjatuhan, atas nama kemanusiaan, aksi itu sangat tidak bisa dibenarkan,” katanya kepada suarasurabaya.net, Rabu (16/5/2018).
Poster gerakan solidaritas Melawan Teror dengan Street Art. Foto: Istimewa
Bekerja sama dengan Bunuhdiri Studio, SMS menginisiasi gerakan solodaritas “Melawan Teror Bom dengan Street Art,” mengajak pelaku seni jalanan lainnya di Surabaya, baik seniman mural maupun graffiti, melawan balik para teroris.
Xgo mengatakan, akan ada fasilitas bahan-bahan cat tembok maupun cat semprot gratis untuk kelompok maupun personal yang ingin terlibat gerakan ini tapi minim logistik.
“Gerakan solidaritas ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap kota Surabaya yang damai. Melalui gerakan ini kami berharap warga Surabaya bangkit dan kompak untuk meneror balik para teroris melalui hujatan sakral khas Arek Suroboyo: Jan***,” katanya.(den/rst)