Jumat, 1 November 2024

Tunggu Trem, Pemkot Akan Menjadikan Pasar Tunjungan Sebagai Civic Center

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Pasar Tunjungan tempo dulu. Foto: Istimewa.

Pasar Tunjungan yang berlokasi di dua jalan di Surabaya, Embong Malang dan Jalan Tunjungan, berdasarkan beberapa sumber, telah berdiri sejak 1923 di zaman kolonial Belanda.

Keberadaan Pasar Tunjungan yang sangat strategis di masa lampau turut menentukan perkembangan kawasan Jalan Tunjungan menjadi pusat komersial di Surabaya.

Dahulu, Jalan Tunjungan menjadi jujugan kalangan borjuis Belanda yang ingin berbelanja, sekaligus nongkrong dan bersantai. Pasar Toendjoengan pun menjadi pusat komersial di jalan ikonik dan penuh sejarah itu.

Pemkot Surabaya melalui revitalisasi Jalan Tunjungan berupaya mengembalikan kejayaan kawasan itu seperti di zaman kolonial. Revitalisasi Pasar Tunjungan termasuk bagian dari revitalisasi tersebut.

Namun, rencana ini tidak semulus yang diperkirakan. Revitalisasi Pasar Tunjungan yang berada dalam naungan PD Pasar Surya terhambat seiring kasus-kasus yang sedang mendera perusahaan daerah tersebut.

Anggaran revitalisasi Pasar Tunjungan turut terblokir dalam rekening PD Pasar Surya. Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jatim I memblokir rekening itu karena masalah tunggakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Herlambang Sucahyo Kabid Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya mengatakan, Pasar Tunjungan seharusnya bisa berfungsi sebagai civic center.

Civic center dalam istilah aslinya berarti sebuah kompleks bangunan yang berisi berbagai ruang untuk kegiatan publik. Misalnya ruang konvensi, acara olahraga, hingga hiburan teater.

Dengan lokasinya yang strategis menghubungkan dua jalan penting di Surabaya, Pemkot sebenarnya bermaksud menjadikan Pasar Tunjungan sebagai pusat perdagangan yang lengkap.

“Menjadi bagian koridor Mlaku-Mlaku Nang Tunjungan. Ada galeri seni, display produk UMKM, juga berbagai tenan yang sudah memiliki brand. Sebenarnya sudah banyak opsi desain yang muncul,” ujar Herlambang, Jumat (13/4/2018).

Herlambang mengilustrasikan, di koridor Pasar Tunjungan yang menghubungkan Jalan Embong Malang dan Tunjungan itu akan terdapat berbagai tenan produk bermerek.

Wisatawan dari Jalan Embong Malang ke Tunjungan maupun sebaliknya akan terhubung di koridor itu, disambut berbagai produk dan kegiatan masyarakat yang menarik minat.

Sementara di bagian gedung utama pasar akan terdapat ruang parkir dan commercial space yang dibangun dengan subsidi silang sewa lapak di dalam pasar.

Pemkot Surabaya saat ini sedang mempertimbangkan desain yang paling sesuai. Beberapa kampus di Surabaya, kata Herlambang, sudah mengusulkan studi pemanfaatan pasar.

“Pertimbangannya, apakah nanti benefit berupa PAD atau menjadi benefit lain dengan subsidi silang itu. Pendapatan setidaknya akan berasal dari Sentra UKM, Retribusi Parkir, dan Retribusi Pasar sendiri,” katanya.

Selain itu, di lokasi itu juga akan dibangun shelter trem yang akan terintegrasi dengan bangunan pasar. Harapannya, orang-orang yang baru turun dari trem bisa berbelanja dan menikmati semua kegiatan di civic center itu.

“Tapi kemudian ada masalah itu. PD Pasar dan pembangunan trem yang terhambat. Saya kira, nanti ketika pengadaan trem ini jalan, revitalisasi pasar itu juga akan jalan, tinggal menentukan desain yang sesuai,” ujarnya.(den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs