Jumat, 19 April 2024

Antusias WNI di Australia, Belanda, dan Mesir Nyoblos Pemilu 2019

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Situasi pemungutan suara di KJRI Melborne, Australia, yang penuh dengan WNI yang ingin menggunakan hak pilihnya, Sabtu (13/4/2019). Foto: Michele via WhatsApp SS.

Ribuan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di luar negeri antusias mencoblos dalam Pemilu 2019. Beberapa WNI yang tinggal di Australia, Belanda, dan Mesir yang hari ini, Sabtu (13/4/2019) mencoblos, telah membagi cerita kepada Radio Suara Surabaya

Sesuai jadwal dalam SK KPU No 644/2019 pemungutan suara di luar negeri dilaksanakan pada 8 sampai 14 April 2019.


Situasi pemungutan suara di KBRI London, Inggris, Sabtu (13/4/2019). Foto: Jonathan via e100

Michele mahasiswi Universitas Monash di Melbourne, Australia, menceritakan, dirinya beserta WNI lain beramai-ramai mencoblos di KJRI Melborne. Menurutnya, untuk bisa memberikan hak pilihnya secara langsung, ia harus mengantre hingga 2 jam untuk mengambil nomor antrian.

“Wah ini ramai banget ya, ini harus ngantri 2 jam buat nomor antrian. Memang banyak banget orangnya di sini, tapi prosesnya sendiri cepat, cuma kroscek domisili dan passport. Meski capek, semua tetap berjuang dan sabar,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya.

Sarah salah seorang WNI di Rotterdam, Belanda membagi cerita, di tempat dia mencoblos, terdapat sekitar 7 ribu WNI yang memberikan hak suaranya hari ini. Mereka juga harus mengantre sekitar 1-2 jam untuk registrasi yang selanjutkan ditentukan TPS masing-masing.

“Ini kita nyoblos di Sekolah Dasar Indonesia. Ada sekitar 7 ribuan orang yang memilih hari ini. Situasinya ramai, antre dari pagi. Tadi datang jam 10 (waktu Rotterdam, red), ini jam 11 masih antre. Nanti baru dibagi ke TPS-TPS bagian mana,” ujarnya.

Menurut Sarah, ia cukup menikmati pencoblosan kali bersama kawan-kawan Indonesia yang lain meski harus jauh-jauh menuju ke KJRI di Den Haag. Ia mengaku, bersama teman-temannya sangat antusias dalam pemilu kali ini.


Situasi pemungutan suara di KBRI Belanda yang berada di Den Haag, Sabtu (13/4/2019). Foto: Yoseph Kurniadi via WhatsApp SS

Berbeda dengan Sarah, Edi Simon yang juga saat ini berada di Rotterdam, memilih untuk mencoblos di rumah. Ini dikerenakan KBRI Indonesia untuk Belanda memberikan dua pilihan, langsung datang ke KBRI di Den Haag atau surat suara dikirim melalui pos. Karena beberapa pertimbangan, akhirnya Edi memilih untuk meminta surat suara di kirim lewat pos.

“Kita ada dua pilihan, kalau bersedia ke KBRI di Den Haag bisa datang (ke sana, red), tapi kami memilih di rumah, jadi kita mendapat surat suara yang dikirim dari pos, lalu kita kirim kembali ke KBRI,” kata Edi.

Menurut laki-laki yang sudah menetap di Rotterdam selama 13 tahun ini, pilihan mencoblos di rumah atau lewat pos ini dikarenakan jarak antara Rotterdam ke Den Haag terlalu jauh. Pada pemilu presiden 2014 lalu, ia juga mengaku lebih memilih untuk melakukan pencoblosan di rumah.

Namun, nantinya, ia harus mengirim surat coblosan tersebut ke KBRI dengan tenggat waktu yang telah ditentukan sesuai ketentuan KPU pusat.

Kemeriahan hari pemungutan suara juga dirasakan WNI di KBRI Kairo, Mesir. Ellys, salah seorang WNI mengatakan, ada sekitar 4 ribuan WNI yang mencoblos di Kairo hari ini.

“Kalau ini lebih ramai dan meriah karena kalau sebelumnya kan Pilpres dan Pileg di hari yang berbeda, ini kan di hari yang sama. Ada 4 ribuan pemilih yang datang, yang terdata sih 7 ribuan. Ini nanti kita akan dibagi di 15 TPS,” paparnya.

Menurut Ellys, selama ini tidak ada kampanye di tempat dia tinggal. Hanya saja, sosialisasi yang dilakukan rutin dilakukan lewat perkumpulan-perkumpulan.

“Kalau sosialisasi per kekeluargaan, misal kekeluargaan mahasiswa Jatim, atau ibu-ibu kelompok ini, tapi kalau kampanye tidak ada,” tambahnya.


Situasi pemungutan suara di KBRI Kairo, Mesir, Sabtu (13/4/2019). Foto: Ellys via @e100ss

Kegiatan pemungutan suara di luar negeri dilaksanakan dengan 3 metode memilih di TPSLN yang berada di kantor perwakilan RI. Pertama, dilakukan langsung di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan Konsulat Jenderal RI (KJRI). Kedua, metode Kotak Suara Keliling (KSK) yang dilakukan lebih awal daripada metode TPSLN.

Metode ketiga, adalah metode pos yang sudah dilakukan lebih awal lagi. Karena metode pos membutuhkan waktu untuk mengirimkan kepada alamat yang sudah tersedia dalam daftar pemilih.(tin/bid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
32o
Kurs