Insiden ambruknya atap kelas VII MTs Bahrul Ulum Dusun Warugunung Lor, Desa Kupang, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto yang menimpa 9 siswa dan satu guru pengajar diketahui tak pernah direhab selama 12 tahun.
“Jadi sejak 2007, ruang kelas VII dibangun, memang sampai saat ini belum direhab sama sekali,” kata A H Shofwan kepala sekolah MTs Bahrul Ulum pada Fuad reporter Radio Maja Mojokerto.
Kata Shofwan, tidak ada tanda-tanda sama sekali jika ruangan kelas VII yang digunakan siswa-siswi belajar ini akan runtuh. Mulai dari kemiringan atap, juga tidak ada kekroposan pada bagian bangunan kayu atau reng atap yang rapuh. Hal ini bisa dilihat dari beberapa kayu yang berserakan di ruang kelas,” imbuhnya.
Selain itu, kondisi bangunan di ruang kelas VII dalam kondisi bagus, seperti bangunan kelas lainya.” Malah bangunan kelas VIII dan XI ini lebih tua 2 sampai 3 tahun dari kelas yang atapnya ambruk, ” tuturnya.
Dirinya juga berujar, jika dirinya juga sudah berkali-kali mengajukan proposal kepada dinas terkait namun belum terealisasi.
Beruntung, dalam insiden ini tidak ada korban jiwa, hanya saja menyebabkan 9 siswa dan 1 guru harus dibawa ke Puskesmas setempat untuk mendapatkan perawatan. Dua diantaranya mengalami luka cukup parah di bagian kepala dan tangan.
Sementara untuk tindakan yang akan diambil, pihak sekolah akan meliburkan sementara bagi kelas VII namun kelas lainya tetap masuk.
“Untuk menghilangkan rasa trauma para siswa, khusunya siswa kelas VII besok akan kita liburkan dan akan kita masukkan pada hari Senin di Mushola yang berada di depan ” tuturnya.
MTs Bahrul Ulum ini berada di bawah naungan Yayasan Fathul Ulum. “Untuk jumlah seluruh siswa MTs ada 84 yang terbagi dari mulai kelas VII sampai XI,” tegasnya. (fad/dwi)
NOW ON AIR SSFM 100
