Jumat, 1 November 2024

Tak Hanya Simpang Gedangan, Aloha Juga Muara Kemacetan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Kemacetan dari jalur Aloha arah Surabaya. Foto: Dundit via e100

Bahrul Amig Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sidoarjo mengatakan, rekayasa lalu lintas model apapun sudah tidak bisa dilakukan mengingat hasil studi akademisi tentang tingkat pelayanan jalan atau derajat kejenuhan jalan yang sudah sangat kritis di Simpang Gedangan.

“Mau rekayasa model bagaimana lagi? Itu kapasitasnya satu timba volumenya bisa sampai tiga timba. Kajian itu dua tahun lalu, nah sekarang kan sudah pasti meningkat,” ujarnya ketika dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (13/3/2019).

Maka dia pun mengamini, flyover memang perlu segera dibangun di Simpang Gedangan itu. Dia berharap, semua stakeholder menaruh perhatian dan memprioritaskan realisasi flyover di Simpang Gedangan ini.

Simpang Gedangan ini termasuk dalam daftar bottleneck atau penyempitan jalur terparah yang mengakibatkan kemacetan, yang dia katakan terjadi di sepanjang Gedangan sampai Waru. Sebab, muara-muara ke jalan primer ada di sana.

“Muara-muara ke jalan primer itu semakin banyak. Wong perumahan se-Sidoarjo itu, lho, sekarang sudah ada 600-an. Bayangkan. Frontage road terealisasi (sebagian) pembebasan lahannya itu saja sudah agak bisa bernafas,” ujarnya.

Kalaupun flyover belum bisa terealisasi, Bahrul berharap, setidaknya ada tindakan pengaspalan bahu jalan di sepanjang Buduran-Waru. Masih banyak bahu jalan yang masih berupa tanah yang lebih rendah dari badan jalan.

“Kalau saya, minimal, bahu jalan itu diaspal. Itu saja dulu. Saya waktu masih di DKP itu sampai tak uruk pakai tanah. Itu kan jeglong, apalagi kalau hujan, tambah parah macetnya,” katanya.

Dengan pengaspalan bahu jalan, setidaknya jalan Buduran-Waru menjadi lebih lebar. Otomatis menambah kapasitas jalan dan setidaknya mengurangi kepadatan lalu lintas.

Soal pembebasan lahan, dia berpendapat, Pemkab Sidoarjo memang membutuhkan saran dari teknisi jalan, bagaimana agar meminimalisir biaya pembebasan ini sehingga pembangunan jalan layang tidak terlalu banyak memakan biaya.

“Misalnya, ya sudah bangun saja jembatan layang di tengah, tidak usah pembebasan lahan. Kan bisa dibangun dengan sosrobahu, gitu lho. Pilarnya di tengah,” katanya.

Tidak hanya di Simpang Gedangan, Bahrul menegaskan, kemacetan dari Sidoarjo ke Surabaya sepanjang Jalur Gedangan-Waru pada akhirnya bermuara di bundaran Aloha.

“Bayangkan, semua kendaraan itu tumplek blek (berkumpul) di situ. Pembebasan frontage road dari dulu sampai sekarang baru terwujud, karena di situ ada aset angkatan laut, yang memang tidak mudah pembebasannya,” ujarnya.(den)

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs