Kamis, 25 April 2024

Tujuh Tokoh Lintas Agama Doakan Korban Peristiwa 13 Mei di Gereja SMTB

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Tokoh lintas agama terdiri dari Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, Kejawen, dan Islam, berdoa bersama dalam peringatan peristiwa 13 Mei. Foto: Anggi suarasurabaya.net

Doa bersama lintas agama yang digelar di Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Senin (13/5/2019) malam, berlangsung khidmat. Semua agama berbaur jadi satu, memanjatkan doa untuk para korban insiden ledakan bom yang terjadi pada 13 Mei 2018, sambil menyalakan lilin.

Doa bersama ini dihadiri oleh tujuh tokoh lintas agama, yang secara bergantian memimpin doa bersama. Tokoh lintas agama itu terdiri dari Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, Kejawen, dan Islam. Beberapa tamu lainnya yang hadir, yaitu jajaran Forkopimda dan konsulat jenderal dari beberapa negara.

Romo Agustinus Eka Winarno Pastor Gereja SMTB mengatakan, peringatan peristiwa 13 Mei ini bukan berfokus lagi pada masalah bom. Tetapi ini adalah seruan menolak aksi kekerasan, terorisme dan kejahatan lainnya di Indonesia.

Dia berharap, dengan digelarnya doa bersama lintas agama ini akan semakin menguatkan para jemaat. Sekaligus, semakin mempererat persatuan dan persaudaraan antar umat beragama.

“Sejauh ini mereka sudah mula bangkit. Soal kehilangan, jelas kehilangan. Kalau pulih, tentu tidak bisa diukur. Tapi yang jelas, mereka sudah memaafkan pelaku yang mungkin memang salah tafsir dalam memahami agama,” kata dia.

Tidak hanya mendoakan para korban di Surabaya, kata dia, doa bersama ini juga ditujukan kepada korban di Sri Lanka dan New Zealand. Dia berharap, aksi-aksi teror yang menyerang kelompok agama manapun ini tidak terjadi lagi.

“Semoga peristiwa itu tidak terjadi lagi. Harapannya kita bersatu, jaga toleransi, dan semua damai, juga aman,” kata dia.

Sementara itu, Kombes Pol Frans Barung Mangera Kabid Humas Polda Jatim mengatakan peringatan satu tahun peristiwa bom Surabaya ini sekaligus wujud kebersamaan. Dia berharap, masyarakat Jatim terus bersatu dan tidak takut terhadap teror.

“Peringatan ini membentuk kita untuk mengingat kembali sekaligus mengantisipasi bersama-sama masyarakat Jawa Timur untuk tidak takut terhadap teror. Yang terpenting adalah masyarakat Jatim kembali bersatu dan jangan mudah terpapar ideologi yang tidak bertanggungjawab,” kata dia. (ang/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs