Sabtu, 20 April 2024

Meimura: Pancasila Itu Dilakoni, Jangan Cuma Dihafal!!

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Meimura saat tampil dalam sebuah lakon pementasan Ludruk. Foto: Totok/Dok. suarasurabaya.net

Saat ini, menurut Meimura seniman, sutradara, pemerhati seni tradisional, Pancasila sebagai ideologi bangsa hanya dijadikan bahan hafalan semata. Padahal manusia bisa saja lupa. Seharusnya Pancasila dilakoni, dijadikan panduan hidup sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.

“Karena dihafalkan saja, maka Pancasila yang disepakti sebagai ideologi bersama sering dilupakan. Ini nggak bener. Pancasila jangan cuma dihafalkan. Pancasila itu harus dilakoni!! Pancasila harus menjadi bagian dari setiap insan di Indonesia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara,” terang Meimura.

Pancasila yang dilakoni untuk kehidupan sehari-hari ditegaskan Meimura bakal hidup didalam masing-masing sanubari masyarakat atau orang-orang yang mengaku berbangsa serta bernegara di Indonesia ini.

“Karena terus menerus dijiwai dan dilakoni dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak heran kalau kemudian Pancasila hidup dalam sanubari kita semua. Kalau itu dilakukan kok rasanya tidak mungkin akan muncul perpecahan dan anarkisme yang menyakitkan itu. Karena itu sekali lagi, Pancasila itu dilakoni!!” tegas Meimura.

Buat anak-anak milenial saat ini, Meimura justru menaruh harapan besar bahwa mereka akan mengamalkan dan menjadikan Pancasila sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka dengan cara-cara khas milenial.

“Adalah tugas kita semua termasuk pemerintah untuk membangun dan menumbuhkan kebanggaan kepada Pancasila bagi milenial saat ini. Rasanya memberikan pemahaman bahwa bangsa ini besar satu diantaranya adalah karena kesadaran menjalankan dan mengamalkan Pancasila, juga perlu terus dikumandangkan,” kata Meimura yang turut berjuang secara intens menghidupkan Ludruk di Kota Surabaya ini.

Lalu apa yang bisa dilakukan milenial secara nyata guna mengaplikasikan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan bukan sekedar menghafal semata?? Meimura mengingatkan bahwa gotong royong sebagai bentuk riil perlu juga dipahami generasi milenial yang cenderung individualis.

“Gotong-royong itu satu diantara bentuk riil yang bisa dikerjakan milenial saat ini yang memang punya kecenderungan individualis. Dan jangan lupa bahwa Pancasila dengan sila-silanya itu memiliki pemaknaan yang sangat mendalam bagi kehidupan kita dalam berbangsa. Jangan cuma slogan: Saya Pancasila, Saya Indonesia!!!! Lebih dari itu, Pancasila harus dilakoni,” pungkas Meimura, Sabtu (1/6/2019).(tok/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
30o
Kurs