Jumat, 29 Maret 2024

Disbudpar Jatim: Tidak Ada Pemda yang Menutup Destinasi Wisata Jelang Nataru

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tri Bagus Sasmito Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim. Foto: Denza suarasurabaya.net

Kasus Covid-19 di Jawa Timur melonjak. Ada 4.552 kasus baru enam hari terakhir. Perayaan Libur Natal dan Tahun Baru 2021 dikhawatirkan jadi klaster baru. Tapi sampai sekarang belum ada Pemda yang menutup destinasi wisata.

Tri Bagus Sasmito Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim memastikan, sampai sekarang belum ada pemerintah kabupaten/kota yang memutuskan penutupan destinasi wisata saat libur akhir tahun.

“Memang Jatim, bahkan nasional, lagi tinggi (kasus Covid-19). Tapi kami belum dapat laporan dari kabupaten/kota yang menutup diri atau tidak menerima kunjungan wisatawan (saat Nataru),” katanya, Rabu (16/12/2020).

Bagus menegaskan, Disbudpar Jatim sepenuhnya menyerahkan kebijakan pembukaan atau penutupan destinasi wisata saat Libur Nataru di tengah Pandemi Covid-19 kepada pemerintah kabupaten/kota.

Meski belum ada daerah yang mengajukan penutupan destinasi wisata, Bagus menyebutkan bahwa Kota Surabaya sudah mengeluarkan surat edaran agar masyarakat Surabaya tidak menggelar perayaan natal dan tahun baru.

“Kalau untuk penyelenggaraan perayaan, Surabaya sudah mengeluarkan (surat edaran agar masyarakat tidak menggelar perayaan). Sedangkan untuk kabupaten/kota lain belum ada, saya kira,” kata Bagus.

Dia yakin, kabupaten/kota akan kesulitan menutup destinasi wisata. Pelaku usaha pariwisata baik pengelola wisata, perhotelan, restoran, dan UMKM sudah mengalami masa sulit sejak awal terjadinya Covid-19 di Jatim.

Bagus menjelaskan, para pelaku usaha pariwisata itu bisa kembali terpukul bila ada penutupan destinasi wisata. Apalagi sampai ada kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak kepada mereka.

Disbudpar Jatim, kata Bagus, akan terus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/ kota soal persiapan Libur Nataru. Terutama untuk memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketar di destinasi wisata.

“Kami gali terus teman-teman kabupaten/ kota situasinya seperti apa. Yang jadi pertimbangan, pelaku usaha wisata harus ketat soal protokol kesehatan. Pakai makser, menjaga jarak, mencuci tangan,” ujar Bagus.

Sebelumnya, Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur menyatakan, Pemprov Jatim menyiapkan sejumlah langkah untuk antisipasi dan penanganan lonjakan kasus Covid-19 di Jatim.

Salah satunya pertimbangan menerapkan PSBB. Namun, opsi pertama yang akan dilakukan Pemprov Jatim yakni menggencarkan Operasi Yustisi meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan.(den/iss/lim)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs