Jokowi Presiden: Rakyat Indonesia Sangat Kehilangan Sosok Gus Sholah

Joko Widodo Presiden, pagi hari ini, Senin (3/2/2020), takziah ke rumah tinggal Salahuddin Wahid Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Takziah dilakukan Jokowi, sebelum melaksanakan kunjungan kerja ke daerah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Presiden datang sekitar pukul 07.30 WIB, dan langsung melihat jenazah ulama yang akrab disapa Gus Sholah, serta bertemu keluarganya.

Sesudah sekitar 10 menit di dalam rumah duka, Presiden mewakili pemerintah dan seluruh Rakyat Indonesia menyampaikan ucapan bela sungkawa.

Menurut Jokowi, Gus Sholah adalah seorang cendekiawan muslim panutan masyarakat. Rakyat Indonesia sangat kehilangan sosok ulama yang juga dikenal sebagai pejuang hak asasi manusia.

Pada kesempatan itu, Presiden juga mendoakan supaya almarhum yang merupakan cucu dari KH Hasyim Asy’ari Pendiri Nahdatlul Ulama, dan adik dari Abdurahman Wahid (Gus Dur) Presiden ke-4 Republik Indonesia, mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.

“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Saya atas nama pemerintah, negara, dan seluruh masyarakat Indonesia menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya ke rahmatullah Bapak K.H. Dr. Ir. Salahuddin Wahid, Gus Sholah. Rakyat Indonesia sangat kehilangan atas kepergian almarhum. Semoga segala amal baik Gus Sholah diterima di sisi Allah SWT, husnul khatimah, dan yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kesabaran,” ujarnya di Jakarta.

Sekadar informasi, Gus Sholah meninggal dunia, Minggu (2/2/2020) malam, pukul 20.55 WIB.

Gus Sholah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, mulai hari Senin (27/1/2020), karena ada masalah di selaput jantungnya.

Kondisi kesehatannya menurun usai menjalani operasi, hari Jumat (31/1/2020).

Salahuddin Wahid, ulama kelahiran Jombang, 11 September 1942, meninggal dunia pada usia 77 tahun.

Selain ulama dan tokoh hak asasi manusia, Gus Sholah juga dikenal sebagai politisi yang pernah menjadi anggota MPR RI pada masa awal reformasi 1998, dan calon wakil presiden pendamping Wiranto pada Pemilu 2004.(rid/tin/rst)