Selasa, 19 Maret 2024

Satgas Covid-19 Minta Daerah Zona Merah dan Oranye Tidak Membuka Sekolah

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Covid-19 memberikan keterangan pers di Istana di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (11/8/2020).. Foto: Biro Pers Setpres.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menegaskan, daerah yang boleh membuka aktivitas sekolah cuma di zona hijau dan kuning atau daerah risiko penyebaran terkontrol dan rendah.

Wiku Adisasmito Juru Bicara Satgas Covid-19 bilang, belajar tatap muka di daerah zona hijau dan kuning harus melalui berbagai proses persiapan serta simulasi.

Sedangkan untuk daerah yang masuk zona oranye dan merah (risiko sedang dan tinggi), Satgas Covid-19 meminta untuk tidak memaksa membuka sekolah.

Dalam keterangan pers, sore hari ini, Selasa (11/8/2020), di Istana Kepresidenan Jakarta, Dokter Wiku menjelaskan, satuan pendidikan dan pihak terkait di zona oranye dan merah perlu belajar dari uji coba pembukaan sekolah di daerah zona hijau dan kuning.

“Kembali lagi kami tegaskan, daerah-daerah yang bisa membuka aktivitas sekolah adalah zona kuning dan hijau, dan itu pun dengan berbagai persiapan, simulasi yang harus dilakukan. Untuk daerah merah dan oranye, mohon agar tidak membuka sekolah dahulu. Karena kita perlu belajar bersama dari sekolah yang risiko rendah, untuk membuka aktivitas yang potensi penularannya cukup tinggi,” ujarnya.

Sekadar informasi, sejumlah daerah di Indonesia berencana menggelar pembelajaran tatap muka, di sekolah. Provinsi Jawa Timur salah satunya.

Sebelumnya diberitakan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur berencana melakukan uji coba pembelajaran tatap muka sekolah-sekolah di luar zona merah.

Uji coba dijadwalkan mulai 18 Agustus 2020 di tiga sekolah SMA, SMK, dan SLB negeri dan swasta di tiap-tiap kota daerah Jatim, selama dua pekan.

Berdasarkan surat edaran Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim, uji coba pembelajaran tatap muka bisa dilakukan kecuali di daerah yang masuk zona merah.

Rencana uji coba pembelajaran tatap muka di daerah Jatim, akibat banyaknya kendala selama pembelajaran jarak jauh, terutama bagi keluarga kurang mampu secara ekonomi.

Belum meratanya jaringan internet serta terbatasnya sumber daya manusia yang melek teknologi juga menjadi faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.(rid/bid/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 19 Maret 2024
29o
Kurs