Penyintas atau pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit Covid-19 didorong menyumbangkan plasma darahnya untuk membantu pengentasan pandemi Covid-19.
dr Joni Wahyuhadi Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim mengatakan, saat ini stok plasma darah yang dimiliki RSUD dr Soetomo masih sedikit akibat sedikitnya jumlah pedonor.
Joni yang juga Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya mengatakan, saat ini stok plasma darah yang dimiliki hanya puluhan kantong. Sebanyak 24 dari Jakarta, dan 20-an lainnya dari RSUD dr Soetomo sendiri.
Ia mengaku, selama ini, setiap ada pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh, pihak RS selalu menawari mereka untuk berperan dalam penanganan pandemi ini dengan menyumbangkan plasma darahnya. Tapi tidak semua penyintas mau.
“Tidak semuanya bersedia. Kita tidak boleh maksa, sama dengan transfusi darah. (alasannya) satu, kadang kondisinya belum kuat betul, satu kali ngambil 300-500 cc. Kedua, kadang takut dicubles-cubles (disuntik). Saya takut diambil. Terus ada yang setelah diedukasi mau. Ini sifatnya sukarela, tidak boleh dipaksa. Ini (plasma darah) bagian dari tubuhnya,” katanya pada Radio Suara Surabaya pada Selasa (23/6/2020).
Sampai saat ini, kata Joni, sudah ada 20-an orang penyintas Covid-19 di rumah sakit ini yang bersedia. Setelah menyatakan bersedia, mereka harus melewati sejumlah screening untuk memastikan tidak ada penyakit yang mengalir dalam darah, seperti HIV/AIDS, TBC, Sifilis, dan Hepatitis.
“Untuk mendapat plasma, orang-orang yang sudah sembuh, di RSUD dr Soetomo kita tawari, untuk berperan, untuk terapi plasma. Ada 20. Kita screening ulang. Jangan sampai ada yang punya penyakit di dalam darah. Juga ada yang inkompatibel. tidak semudah yang kita bayangkan,” ujarnya.
Di sisi lain, dr Sasi Widuri Manager Kualitas UTD PMI Surabaya mengatakan, pihaknya juga siap untuk menyambut para penyintas Covid-19 yang ingin mendonorkan plasma darahnya.
Ia mengatakan, ada sejumlah syarat yang dibutuhkan untuk menjalani donor plasma di UTD PMI Surabaya. Pertama, sudah dinyatakan sembuh dalam 14-28 hari, berat badan minimal 55 kg, dalam kondisi sehat, dan berusia 17-60 tahun.
Setelahnya, akan ada pengambilan sampling darah, untuk melihat kelayakan darah. Proses ini membutuhkan waktu kurang lebih sehari.
“Kawan-kawan di Surabaya, penyintas covid-19, monggo kami tunggu kedatangannya di UTD PMI Surabaya di Embong Ploso, karena plasma Anda bisa menyelamatkan saudara-saudara kita yang belum sembuh,” katanya. (bas/ipg)