Beberapa waktu yang lalu, tiga daerah di Indonesia terpilih menjadi pilot project wisata medis di Indonesia, yakni Surabaya, Medan, dan DKI Jakarta.
Dalam sebuah pernyataan, Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengatakan ada sekitar 11 miliar Dolar AS yang dibelanjakan wisatawan Indonesia saat berwisata medis di luar negeri.
Dia berharap Surabaya bisa menyerap itu ketika menjadi salah satu tujuan wisata medis di Indonesia.
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyampaikan, Pemerintah Kota Surabaya mendukung penuh rencana itu.
Dia juga mengaku, Pemkot Surabaya menjadi salah satu inisiatornya, mengingat fasilitas kesehatan rumah sakit di Surabaya sudah tergolong canggih dan dokter-dokter di Surabaya tak kalah hebat dari rumah sakit di luar negeri.
Sehingga, masyarakat diharapkan tidak perlu jauh-jauh berobat ke luar negeri.
“Sebenarnya kita dari dulu sudah berfikir saat kumpul dengan Rektor Unair beberapa waktu lalu, lalu kami menginisiasi lah. Kami berfikir, orang-orang Surabaya ini kok banyak berobat di luar negeri? padahal rumah sakit di Surabaya memiliki banyak fasilitas yang canggih, bahkan dokter di Surabaya banyak yang menjadi mentor di luar negeri,” kata Eri kepada Radio Suara Surabaya, Senin (20/9/2021).
“Alhamdulillah disampaikan ke kementerian, dan Surabaya ditunjuk menjadi salah satu (kota) wisata kesehatan,” imbuhnya.
Dengan begitu, dia berharap penetapan Kota Surabaya sebagai salah satu tujuan wisata medis di Indonesia dapat menggerakkan roda ekonomi di Kota Pahlawan yang memang terkenal sebagai kota jasa.
Selain perkembangan di sektor ekonomi, wisata medis juga sekaligus diharapkan dapat mengembangkan fasilitas kesehatan beserta kemampuan tenaga kesehatan di Surabaya.
“Harapan kami, pendapatan kita bergerak, ekonomi kita begerak. Kita punya rumah sakit yang hebat, dokter yang hebat. Kita kembangkan sehingga memenuhi kebutuhan medis masyarakat,” lanjutnya.
Tidak hanya tentang fasilitas dan kemampuan dokter, Eri menyebut pelayanan rumah sakit juga terus ditingkatkan mengingat kualitas pelayanan juga memengaruhi masyarakat untuk berobat di rumah sakit tertentu.
Salah satunya dengan melakukan penjemputan pasien, khususnya yang dari luar negeri, dan menyediakan akomodasi yang terintegrasi dengan rumah sakit terkait seperti hotel maupun apartemen.
Sehingga keluarga pasien tidak perlu kesulitan untuk mencari penginapan saat berada di Surabaya.
Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan pemandu atau pendamping khusus bagi keluarga pasien luar negeri.
“Saat ini kami melakukan pelatihan medical dengan pemandu wisata terkait dengan medis. Kami lakukan penjemputan lah kalau dari daerah atau negara lain,” ujarnya.
Seperti Singapura dan Malaysia yang sering melakukan promosi layanan kesehatan di Indonesia, Eri mengatakan, Indonesia juga akan melakukan promosi di luar negeri untuk menarik minat wisatawan medis asing.
“Kita juga akan ekspansi ke luar negeri, kita tunjukkan alat (kesehatan) kita nggak kalah canggih, lho,” tambahnya.
Rencananya, soft launching Kota Surabaya sebagi Kota Wisata Medis akan diselenggarakan pada 27 September nanti bertepatan dengan Hari Wisata Sedunia.
Sedangkan peluncuran resminya akan digelar pada 10 November mendatang bertepatan dengan Hari Pahlawan.(tin/den)