Jumat, 26 April 2024

Kedatangan Pemimpin Junta Militer Myanmar di Indonesia Diwarnai Penolakan

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Min Aung Hlaing pimpinan junta Myanmar. Foto: Reuters

Min Aung Hlaing pemimpin Junta Militer Myanmar tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta hari ini, Sabtu (24/4/2021) sekitar pukul 11.00 WIB.

Dilaporkan Antara, kedatangannya kali ini untuk mengikuti ASEAN Leader’s Meeting (ALM) di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta.

Ia disambut oleh Ei Ei Khin Aye Duta Besar Myanmar untuk Republik Indonesia dan Andy Rachmianto Kepala Protokol Negara.

Jenderal Min Aung Hlaing dan delegasi terlebih dahulu menjalani PCR swab test dan penapisan kesehatan sebagai bagian dari penerapan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan Covid-19.

Kehadiran Jenderal Junta Militer Myanmar itu diwarnai aksi penolakan. Salah satunya berasal dari Leaders and Organizers of Community Organization in Asia (LOCOA). Mereka sedianya akan menggelar aksi damai di lokasi ALM, namun dihalau mundur oleh aparat kepolisian hingga masuk ke dalam kawasan Masjid Agung Al-Azhar.

Dalam keterangan resminya, LOCOA menyayangkan KTT ASEAN yang membahas krisis Myanmar tidak mengundang pemerintah yang sah Myanmar.

“LOCOA mengutuk keras ASEAN dan negara-negara anggotanya karena mengundang Junta Militer ke KTT ASEAN,” demikian bunyi keterangan resmi itu dilansir CNN.

Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) juga menolak kedatangan Junta Militer di KTT Asean.

“Tidak ada ruang bagi pelanggar HAM terhadap jurnalis dan warga sipil,” tulis AJI dalam keterangan resminya.

Ada enam poin yang diserukan oleh AJI, salah satunya yaitu Mendesak Indonesia dan ASEAN secara aktif menekan Junta Militer Myanmar untuk memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan pada jurnalis dalam meliput perkembangan politik di Myanmar, serta menghentikan aksi kekerasan dan penangkapan terhadap jurnalis dan warga sipil.

Berdasarkan laporan terakhir dari Asosiasi Bantuan Hukum untuk Tahanan Politik (https://aappb.org/), sejak 1 Februari lalu, kudeta militer di Myanmar telah menewaskan 739 orang serta menangkap hingga 3370 orang, termasuk Aung San Suu Kyi Penasihat Negara, yang sebagian berakhir dengan dakwaan atau vonis hukum.(ant/frh/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs