
AKBP Rofiq Ripto Himawan Kapolres Mojokerto Kota mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus penganiayaan yang dialami tiga anggota PSHT tiga bulan yang lalu.
Untuk mengantisipasi hal serupa Kapolres Rofiq mengimbau semua anggota pencak silat di Mojokerto agar hanya memakai atribut perguruan silat kebanggaannya saat latihan.
“Kita sudah sepakat selain dalam kegiatan latihan masing-masing pencak silat jangan gunakan atribut. Seperti di jalan atau sebagainya. Karena ini yang banyak memicu adanya aksi perselisihan. Baik atribut bawah atau atas,” ujarnya kepada Fuad reporter Maja FM, Selasa (23/11/2021).
Sebab selama ini, banyak kasus atau perselisihan antar perguruan silat terjadi karena mengunakan atribut di luar kegiatan. Termasuk yang dialami ketiga anggota PSHT.
“TKP yang ini juga sama. Karena memakai atribut di pinggir jalan. Tiba-tiba ada orang gak dikenal gak ada permasalahan lalu dia dipukul,” jelasnya.
Selama ini, kata dia, polisi terus berupaya mengungkap kasus tersebut. Bahkan polisi juga sudah memeriksa sejumlah saksi hingga berusaha membuat sketsa wajah terduga pelaku.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban sendiri tidak mengetahui pasti penyebab mereka menjadi korban penganiayaan.
“Kondisi saat ini korban sudah membaik. Kita mengimbau ini bukan bagian dari perguruan saja. Siapa saja yang melawan hukum maka harus mempertanggungjawabkan sanksi pidana. Tidak ada kejahatan yang sempurna,” tandasnya.(fad/iss)