Rabu, 24 April 2024

Rebut Juara Nasional Bahasa Mandarin, Mahasiswa UK Petra Siap Tanding di Chinese Bridge

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Piagam penghargaan tingkat nasional, menuju kejuaraan internasional Chinese Bridge. Foto: Humas UK Petra

Sukses di tingkat nasional Devina Paulina Yapari mahasiswi program studi Bahasa Mandarin Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, bakal mewakili Indonesia menjadi duta di ajang lomba berskala internasional, Chinese Bridge.

“Puji Tuhan. Benar-benar tidak menyangka akan mewakili Indonesia dari Jawa Timur dalam lomba Chinese Bridge di China untuk kategori mahasiswa. Ini pengalaman sangat luar biasa tentu saja. Sangat menyenangkan dan membanggakan,” terang Devina Paulina Yapari mahasiswi angkatan 2017 program studi bahasa mandarin Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, Selasa (22/6/2021).

Chinese Bridge merupakan satu diantara ajang perlombaan tahunan berbahasa Mandarin yang diselenggarakan oleh pemerintah Tiongkok bertaraf internasional. Pada lomba tersebut peserta ditantang mengasah kemampuan berpidato, pengetahuan serta penampilan seni (unjuk bakat) untuk kategori siswa SMA dan mahasiswa.

Kompetisi tingkat nasional yang telah diikuti oleh Devina ini digelar secara daring. Devina menceritakan bahwa terdapat empat bidang yang dilombakan. Yaitu, pidato Bahasa Mandarin, tanya jawab dalam Bahasa Mandarin, tes tulis dengan topik pengetahuan seputar Tiongkok dan Mandarin serta unjuk bakat berbudaya Tionghoa. “Prosentase penilaian pidato sebesar 25%, tanya jawab 15%, tes tulis 15% dan unjuk bakat 45%,” papar Devina.

Tema lomba Chinese Bridge 2021 ini yaitu: One World One Family. Sesuai dengan tema yang diminta, Devina membawakan pidato dengan memboyong semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika sebagai contohnya. Devina merinci, di dunia ini tidak ada manusia yang sama persis. Tetapi di tengah perbedaan itu manusia bisa saling menghormati dan menolong agar terwujud dunia yang harmonis.

Sedangkan untuk unjuk bakat, mahasiswi semester 8 tersebut memainkan Erhu (alat musik tradisional Tiongkok) dengan membawakan sebuah komposisi berjudul: Balap Kuda. “Komposisi berdurasi 1 menit 30 detik ini merupakan lagu klasik Tiongkok yang terkenal memiliki tingkat kesulitan tinggi sebab temponya yang cepat dan membutuhkan teknik menirukan suara Kuda serta kelincahan jari,” terang Devina yang secara otodidak mempelajari alat musik Erhu ini.

Bukan tanpa rintangan, Devina juga sempat minder saat lomba tingkat nasional ini. “Kompetitor dari Medan, Jakarta hingga Kalimantan hampir seluruhnya punya kemampuan menggunakan Bahasa Mandarin cukup bagus. Karena dalam keseharian mereka menggunakan bahasa Mandarin. Peserta kategori mahasiswa mencapai 35 orang dari sembilan provinsi di 14 universitas seluruh Indonesia,” kata Devina.

Kompetisi kali ini, lanjut Devina dilalui dengan perjuangan dan curahan konsentrasi pemikiran. Kendala jarak dan pembagian waktu adalah bagian yang menguras energi. Devina merinci, lebih nyaman latihan secara offline akan tetapi kondisi yang tidak memungkinkan membuatnya harus latihan bersama para dosen yang berada di Surabaya menggunakan zoom.

“Dan saat mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba kali ini bersamaan dengan proses pengerjaan skripsi yang memang belum selesai dikerjakan. Jadi sangat menguras energi, menyita pikiran. Belum lagi pelaksanaan latihan hanya menggunakan zoom dengan para dosen karena jarak dan masih pandemi. Benar-benar menguras energi,” ujar Devina.

Usaha keras itu tidak sia-sia dan berbuah manis. Saat ini, Devina sednag mempersiapkan diri mengikuti lomba di tingkat internasional mewakili Indonesia pada September – Oktober 2021 nanti. “Mohon doa agar bis amengharumkan nama Indonesia, juga UK Petra pada Chinese Bridge yang berskala internasional nanti,” pungkas Devina.(tok)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
29o
Kurs