Sabtu, 18 Mei 2024

Waspada, Bunuh Diri Bisa Menular

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi tali yang digunakan untuk bunuh diri.

Dokter Sandersan Onie Peneliti Kesehatan Mental dalam Pencegahan Bunuh Diri dari University of New South Wales Australia mengatakan, tindakan bunuh diri bisa menular kepada orang lain.

Dia menjelaskan, tindakan bunuh diri menular ini biasa disebut dengan suicide contagion. Orang-orang yang berisiko tertular adalah mereka yang terpapar dengan berita bunuh diri atau dari orang terdekat yang telah melakukan tindakan itu.

“Jadi betul, penularan bunuh diri itu bisa lewat berita, bisa dari orang yang kita kenal yang melakukan itu. Itu akan berdampak lebih dalam lagi ketika kita mendengar ada selebritis yang bunuh diri,” ujar Dr. Sandersan dalam webinar “Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia”, Sabtu (11/9/2021).

Menurut Dr. Sandersan, suicide contagion merupakan salah satu masalah yang cukup besar untuk dihadapi. Sebagai penanganannya, Dr. Sanderson menyarankan untuk membuat rencana keamanan jika seseorang sedang berada dalam masa krisis atau ketika rasa depresi dan keinginan bunuh diri datang.

“Kalau seseorang sudah terekspos oleh berita bunuh diri, kita butuh intervensi cepat dan salah satunya lewat rencana keamanan. Untuk membuat rencana keamanan tidak usah menunggu psikolog klinis, itu bisa dilakukan oleh siapa aja,” kata dokter yang juga pendiri Emotional Health for All tersebut.

Mengutip laman ehfa.id yang dilansir Antara, dalam membuat rencana keamanaan, hal pertama yang harus dipahami seseorang yang sedang pada masa krisis adalah mengenal tanda bahaya atau pemicu dari rasa depresi.

Misalnya, perasaan tidak berguna dan tidak berharga, merasa tidak ada harapan, insomnia, tidak ingin berbicara dengan orang lain, dan merasa kesepian. Membuat daftar alasan untuk tetap bertahan hidup bisa menjadi solusi. Karena perasaan ingin bunuh diri biasanya membuat seseorang lupa pada kebahagiaan sederhana.

Cobalah untuk mengingat hal-hal yang membuat bahagia, seperti momen ketika minum kopi bersama keluarga atau teman, acara nonton film atau acara televisi favorit, sampai makanan kesukaan. Kemudian, pastikan bahwa tempat tinggal dan lingkungan sekitar orang sedang mengalami krisis tetap aman.

Salah satu hal yang dapat dilakukan, yakni dengan menyimpan barang-barang yang bisa dipakai untuk menyakiti diri sendiri ke tempat yang tidak mudah terlihat oleh orang bersangkutan (yang sedang mengalami krisis).

Lakukan hal-hal yang membuat diri atau orang itu merasa produktif, senang dan damai. Seperti membaca buku, mendengarkan musik, membersihkan rumah, merawat diri, olah raga, atau pun memasak. Meski pun terlihat sederhana, hal-hal kecil ini bisa membantu menyingkirkan pikiran-pikiran buruk.

Saat seseorang sedang dalam masa krisis, biasanya orang tersebut tidak ingin bertemu dengan orang lain. Namun, berada di antara orang-orang terkasih akan sangat sangat membantu.

Tuliskan nama orang-orang yang bisa dihubungi dan bisa menemani di masa krisis, atau tuliskan tempat umum yang bisa dikunjungi. Terakhir, meminta bantuan dari seorang profesional saat mengalami masalah krisis.

Dr. Sandersan mengatakan, membuat rencana keamanan ini bisa dilakukan saat seseorang dalam kondisi yang sedikit lebih tenang. “Rencana keamanan adalah kegiatan yang bisa dilakukan setelah orang itu ada dalam kondisi lebih tenang, sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk menjaga diri mereka,” ujarnya.

Untuk membantu mencegah tindakan bunuh diri, Dr. Sandersan bersama para pakar psikologi telah membuat sebuah situs bernama ehfa.id yang bertujuan untuk mencegah seseorang yang mengalami gangguan psikologis melakukan tindakan bunuh diri.

Pada laman ini, pengunjung dapat menggunakan serangkaian fitur berbasis penelitian dan dapat menyaksikan video pengalaman seseorang yang mencegah keinginannya untuk bunuh diri. Tautan ke sumber daya penting, termasuk database psikolog terdaftar IPK (Ikatan Psikolog Klinis) Indonesia juga dapat ditemukan di sana.

Situs ini juga menawarkan serangkaian alat dan formulir awal untuk mengidentifikasi kondisi krisis yang dialami. Selain itu, terdapat rencana keamanan yang bisa digunakan oleh seseorang yang memiliki tendensi bunuh diri, sebagai bantuan awal mengatasi krisis tersebut.(ant/tin/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version