Selasa, 30 April 2024

Empat Pasar Hewan di Jatim Tutup Sementara Usai Ditemukan Wabah PMK

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim saat meninjau pengobatan Hewan Ternak Sapi milik H. Bakri di Dusun Wates, Desa Kedungpring, Kec. Balongpanggang, Sabtu (7/5/2022). Foto: Kominfo Jatim

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menutup sementara pasar hewan di empat kabupaten yang menjadi lokasi ditemukannya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak. Masing-masing di Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, dan Lamongan.

“Hasil rapat koordinasi memutuskan berbagai upaya pencegahan agar penyakit tidak menyebar, salah satunya penutupan pasar hewan,” kata Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (7/5/2022).

PMK merupakan penyakit hewan akut yang menyerang ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba, kuda, dan babi dengan tingkat penularan 90 sampai 100 persen.

Berdasarkan data Pemprov melalui Ditjen PKH Kementan, tanda klinis PMK pada hewan ternak meliputi demam tinggi (39-41 derajat celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, dan kaki pincang.

Kemudian, luka pada kaki dan diakhiri lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, nafas cepat, produksi susu turun drastis hingga menjadi kurus.

Pemprov bersama beberapa pihak terkait, kata Khofifah, melakukan rakor untuk merumuskan langkah menghentikan penularan PMK hewan ternak agar tidak meluas ke daerah lain.

Sesuai hasil laboratorium Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) usai mendapat laporan masyarakat serta hasil peninjauan di lapangan oleh Dinas Peternakan Jatim, pada 5 Mei 2022 terkonfirmasi ada empat kabupaten di Jatim yang hewan ternaknya terjangkit PMK.

Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor sapi potong yang terjangkit PMK dan tersebar pada lima kecamatan dan 22 desa.

Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan, yaitu sebanyak 102 ekor sapi potong terindikasi mengalami PMK yang tersebar pada tiga kecamatan dan enam desa.

Pada hari yang sama, di Sidoarjo juga ditemukan kasus yang menjangkit sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau pada 11 kecamatan dan 14 desa.

Sedangkan, kasus keempat terlaporkan pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto yang dilaporkan tercatat ada 148 ekor sapi potong yang tersebar pada sembilan kecamatan dan 19 desa.

“Wabah yang telah menyerang 1.247 ekor di empat kabupaten tersebut yang terkonfirmasi memiliki tanda klinis sesuai dengan indikasi penyakit PMK,” kata Khofifah, seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, hasil lain pada rakor adalah merekomendasikan untuk dilakukan depopulasi terbatas pada ternak yang terkonfirmasi positif terkena PMK sesuai prosedur standar operasional Kementerian Pertanian (Kementan).

“Termasuk melakukan pengobatan serta penyiapan vaksinasi ternak sehat pada daerah terancam, minimal cakupan 70 persen dari populasi,” imbuhnya.

Merespons kejadian itu, Dinas Peternakan Jatim sudah melakukan beberapa tindakan, antara lain bersama tim kabupaten melakukan pengobatan simtomatis untuk mengurangi panic selling, bersama BBVET dan PUSVETMA.

Lalu, Pemprov Jatim juga telah mengusulkan penetapan status Wabah PMK pada kabupaten yang dinyatakan positif, serta membatasi lalu lintas ternak dari dan menuju daerah wabah.(ant/dfn/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
33o
Kurs