Jumat, 1 November 2024

Kelompok Perusuh di Surabaya Tidak Punya Motif Khusus, Jangan Disebut Gangster

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Petugas dalam patroli gabungan tiga pilar si Surabaya mengamankan para remaja perusuh yang kedapatan membawa sajam, Sabtu (3/12/2022). Foto: Meilita Suarasurabaya.net

Maraknya tawuran antar remaja hingga penyerangan terhadap warga di Kota Surabaya beberapa waktu ini, membuat pemerintah kota setempat bersama TNI-Polri memberikan atensi khusus, sehingga saat ini razia dan patroli dilakukan secara berkelanjutan.

AKBP Toni Kasmiri Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Polrestabes Surabaya, Senin (5/12/2022) mengatakan, mereka yang berhasil diamankan petugas, rata-rata berusia pelajar. Motif mereka cenderung tidak jelas, bahkan hanya karena memenuhi undangan konvoi.

“Kalau disebut gangster bukan ya, karena mereka ini ngakunya dapat undangan konvoi dan ngopi di Surabaya dari wadah seperti Tim Guguk dan sebagainya itu, dan tidak ada yang saling kenal. Jadi kurang tepat kalau dibilang gangster, karena kalau gangster ini konteksnya berkaitan dengan jaringan dan bisnis ilegal seperti narkoba, ini tidak ada,” ujar Toni dalam program Wawasan Radio Suara Surabaya.

Dari patroli yang dilakukan sebanyak 37 orang berhasil diamankan, sejak patroli tiga pilar itu digelar, Sabtu (3/12/2022) malam. Dari ke-37 perusuh tersebut, tidak hanya terdiri dari remaja dibawah 18 tahun, namun juga 21 tahun keatas.

Menurutnya, undangan ngopi dan konvoi yang disebar lewat media sosial itulah yang jadi alasan polisi gagal mendeteksi adanya potensi kerusuhan seperti yang terjadi baru-baru ini.

“Tim cyber patroli kami sebenarnya sudah bekerja, menelusuri pergerakan para remaja-remaja ini. Tapi tidak ada indikasi kerusuhan atau membawa senjata tajam seperti yang di video itu, yang ada undangan ngumpul dan ngopi,” terang Toni.

Dia juga melanjutkan, saat konvoi dan mengacung-ngacungkan senjata tajam (sajam) yang dibawa, mereka mendapat provokasi dari kelompok lain. Sehingga, terjadi gesekan yang berujung tawuran dan pengejaran sampai ke lingkungan masyarakat.

“Kalau di MERR (di Pakuwon City), karena kalah jumlah tawuran, mereka kabur ke pos security disana. Dikejar sama kelompok lawan, akhirnya terjadi penganiayan ke satpam disitu yang berusaha melerai. Begitu juga yang di Sukolilo, mereka menyerang Warkop hingga akhirnya 11 anak diamankan oleh warga,” jelasnya.

Kabagops Polrestabes itu juga mengkonfirmasi, para perusuh yang telah diamankan baik dari patroli tiga pilar maupun oleh warga tersebut, terdiri dari pelajar/non pelajar. Selain itu, ada yang merupakan anggota perguruan pencak silat.

“Iya betul ada (anggota perguruan pencak silat). Jadi mereka ini (para perusuh) sok-sokan menunjukan ini loh identitas kami. Selain itu juga kena pengaruh minuman keras,” ujarnya.

Saat ini, para perusuh tersebut telah dilakukan pembinaan lebih lanjut. Bahkan, untuk para pelaku yang masuk usia dewasa sudah dinaikan statusnya ke tingkat penyidikan untuk diproses.

Sementara terkait instruksi Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan Kapolrestabes Surabaya terkait tembak di kaki para perusuh, Kabagops mengatakan hanya dilakukan pada situasi tertentu.

“Memang betul instruksi pak Kapolrestabes (tembak di kaki), tapi kita ada tembakan peringatan dulu. Baru kalau keadaan memaksa dan mereka mengancam baik warga maupun petugas, otomatis kita lakukan tindakan tegas terukur ini,” ungkapnya.

Menurutnya, tindakan tegas terukur tersebut merupakan upaya keras terakhir yang terpaksa diambil kepolisian, untuk menjaga nama baik Surabaya. Apalagi, lanjut Toni, pada tahun 2023 mendatang Kota Pahlawan jadi salah satu tempat terselanggaranya Piala Dunia U-20 tahun 2023.

Kabagops Polrestabes Surabaya itu juga mengimbau pentingnya peran orang tua, lingkungan dan guru. Selain itu, warga dimintanya untuk melaporkan potensi kerusuhan kepada kepolisian, baik melalui call center, kantor polisi terdekat, divisi humas maupun langsung ke Kapolrestabes Surabaya di nomor 0811 33370075.

“Terakhir, silahkan warga tingkat tingkat RT/RW, kelurahan hingga kecamatan dimaksimalkan dan diaktifkan Pam Swakarsa-nya. Karena kepolisian pun kemungkinan agak sulit kalo partisipasi warga kurang. Ortu juga tolong diperhatikan anak-anaknya, kalau perlu diberlakukan jam malam” pungkasnya. (bil/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs