Sabtu, 20 April 2024

Kemensos Intervensi Kemiskinan dengan Program Pemberdayaan

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Tangkapan layar - Arif Nahari Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Sosial dalam Webinar Bincang Pembangunan seri ke 7 bertema "Mewujudkan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024" di Jakarta, Rabu (21/9/2022). Foto: Antara

Kementerian Sosial melakukan intervensi penanganan kemiskinan ekstrem dengan program pemberdayaan, selain program yang dikeluarkan seperti bantuan sosial program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT).

Arif Nahari Direktur Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Sosial dalam Webinar Mewujudkan Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Tahun 2024 mengatakan, Kemensos di tahun 2022 melakukan upaya penanganan kemiskinan secara komperhensif dengan pemberdayaan, setelah sebelumnya hanya menggunakan skema pemberian uang tunai melalui program-program yang ada.

“Tidak hanya lebih mengedepankan pada proses bansosnya saja, tetapi mengedepankan proses-proses yang lebih mengarah kepada pemberdayaan, atau meningkatkan produktivitas rumah tangga yang masuk kategori kemiskinan ekstrem,” ujarnya, Seperti dikutip Antara, Rabu (21/9/2022).

Oleh karena itu, beberapa konsep yang dilakukan Kemensos tahun 2022 pada pemberdayaan, yakni meningkatkan akses permodalan untuk Kemensos Intervensi Kemiskinan dengan Program Pemberdayaan KPM dan pengembangan keterampilan.

Selain itu, intervensi yang dilakukan yakni mengintegrasikan program bansos dengan program lainnya seperti Pena (Pahlawan Ekonomi Nusantara), Prokus (Program Kewirausahaan Sosial), dan sejumlah program dalam konteks rehabilitasi sosial penyandang disabilitas, lanjut usia, dan korban penyalahgunaan NAPZA dengan Atensi.

Kemensos melakukan integrasi melalui fase pemulihan sosial, fase transisi, hingga fase pengembangan. Adapun KPM dengan kemiskinan ekstrem akan mendapatkan akses untuk Rumah Sederhana Terpadu (RST) dengan desain agar KPM dapat melakukan kegiatan kewirausahaan.

Selanjutnya, KPM PKH akan dilakukan upaya untuk menyadarkan mereka, terutama penerima di bawah usia 40 tahun,untuk segera mengeluarkan mereka menuju kategori graduasi.

Apabila dibutuhkan, kasus tersebut akan ditarik untuk berkegiatan di Sentra Kreasi Atensi agar mereka segera graduasi dan meyakinkan mereka untuk tidak lagi menerima bansos dan masuk dalam program Pena.

“Kita optimalkan proses pemberdayaannya dan kita dekatkan pada pengembangan. Meskipun sulit, tetapi tetap akan kita lakukan dalam rangka graduasi mereka masuk ke dalam proses kehidupan yang layak, udah pendapatan punya, usaha punya aktivitas, dan ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan mereka untuk keluar dari kemiskinan,” ujar Arif.

Selain model integratif, Kemensos juga melakukan model adaptif dengan melibatkan Karang Taruna, LKS (Lembaga Kesejahteraan Sosial) dan KAT (Komunitas Adat Terpencil).

Sejauh ini, Arif mengatakan Kemensos membantu pemberdayaan usaha baik individu, maupun komunitas. Adapun dalam komunitas seperti pemberdayaan garam Kusamba di Klungkung, Bali, kebutuhan pangan di Asmat, Sarmi dan Kota Jayapura dengan perkebunan dan peternakan ayam, kemudian pembangunan rumah dan kawasan kewirausahaan korban banjir Sentani, Papua, pada 2019.

Kemensos juga menyediakan sarana pemberdayaan seperti air bersih di Agats, Kabupaten Asmat, Lumbung Sosial di Keerom, bekerja sama dengan ITS agar pemuda Mamberamo dan Asmat dapat membangun transportasi kapal fiber hingga sepeda motor listrik untuk pemuda Puncak Jaya dan Yakuhimo. (ant/des)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
34o
Kurs