Jumat, 19 April 2024

Kepala DPKP: Limbah Tumpukan Sampah Dominasi Penyebab Kebakaran di Surabaya

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Ilutrasi pelatihan pencegahan dan penanganan kejadian kebakaran DPKP Kota Surabaya, Selasa (7/6/2022). Foto: Diskominfo Kota Surabaya

Mulai bulan Januari hingga Mei 2022 terdapat 216 kejadian kebakaran yang telah dipadamkan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya. Sebagian besar diakibatkan oleh limbah tumpukan sampah.

Dedik Irianto Kepala DPKP Kota Surabaya, Selasa (7/6/2022) mengatakan, rincian kejadian kebakaran pada bulan Januari 2022 terdapat 41 kejadian, 38 kebakaran pada Februari 2022, 48 kejadian pada Maret 2022, 61 kejadian pada April 2022, dan 28 kejadian pada Mei 2022. Kejadian kebakaran tersebut meliputi bangunan rumah, bangunan industri, bangunan umum, alang-alang, sampah, R2, R4, api di lahan terbuka, listrik, dan api mekanik.

“Sedangkan dominasi kebakaran pada lima bulan terakhir, terjadi pada lahan terbuka sebesar 62 persen. Ini diakibatkan oleh limbah tumpukan sampah mengandung gas metana, yang bisa memicu munculnya api dan menimbulkan kebakaran,” jelasnya.

Selain itu kata Dedik, cuaca panas juga bisa menyebabkan munculnya api, pada gesekan ranting pohong. Serta, masyarakat yang suka membuang puntung rokok sembarangan.

“Kejadian kebakaran pada pemukiman pendudukan hanya 28 persen yang didominasi oleh korsleting listrik dan kebakaran pada kendaraan sebanyak 10 persen. Maka, peran dari Kader Surabaya Hebat melalui program Madagaskar (Masyarakat dan Keluarga Siaga Kebakaran) telah dilatih mengenai pencegahan dan penanganan kejadian kebakaran,” ujarnya.

Karena itu, DPKP Kota Surabaya turut melibatkan para Kader Surabaya Hebat untuk ikut melakukan mitigasi dan penanganan kejadian kebakaran, khususnya pada 3 menit pertama. Sebab, peran masyarakat sangat diperhitungkan ketika terjadi bencana kebakaran di perkampungan atau pemukiman penduduk.

Yakni pada proses pencegahan kejadian kebakaran dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di lingkungan pemukiman. Seperti cara penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), penempatan tabung LPG, hingga standar penggunaan barang elektronik. Dengan harapan angka kejadian kebakaran di Kota Surabaya bisa terus menurun.

“Selain memberikan pembekalan, kami juga memberikan panduan saat mereka melakukan mitigasi di rumah warga. Sebab, response time DPKP Kota Surabaya untuk sampai di lokasi kebakaran adalah 7 menit, meskipun sesuai Inmendagri adalah 15 menit. Tetapi Kota Surabaya memiliki respon tercepat di Indonesia,” ungkapnya.

Menurutnya, ketika DPKP Kota Surabaya sampai di lokasi kejadian kebakaran, warga telah berhasil memadamkan api terlebih dahulu. Maka, tanggap bencana kebakaran yang dilakukan masyarakat mampu mengurangi volume api di lokasi kejadian.

“Hal ini sesuai dengan tagline kami, yakni ‘Juru Padam yang Sebenarnya Adalah Warga’ dan semakin banyak warga yang paham, peduli, dan respon cepat menghubungi command center 112, maka akan semakin menekan penyebaran api,” ujarnya.

Meski demikian, ia menghimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-berhati. Seperti memperhatikan lokasi service kendaraan untuk menghindari terjadinya konsleting kabel, yang bisa saja diakibatkan oleh gigitan tikus, dan memperhatikan tanggal kadaluarsa kabel pada instalasi listrik. “Sehingga ada periodik kapan kabel itu harus diganti,” imbuhnya.

Selanjutnya, masyarakat harus sering membersihkan setiap sudut rumah, utamanya sarang laba-laba yang berpotensi menjadi tempat penyaluran api. Pembelian barang elektronik, yang sebaiknya membeli barang yang status SNI, mematikan barang elektronik yang tidak digunakan dan tidak meninggalkan kompor dalam keadaan menyala.

“Contoh matikan kipas angin jika tidak digunakan dan mematikan kompor saat keluar rumah, serta melepas charger handphone jika sudah selesai digunakan. Apabila sudah menggunakan perangkat elektronik apapun, segera dilepas atau dimatikan, agar tidak memicu korsleting listrik,” jelasnya.

Dedik menambahkan, bahwa peran orang tua juga sangat penting untuk memberikan edukasi kepada anak-anak. Salah satu contohnya adalah mencegah anak-anak bermain bermain korek api.

“Serta, larangan untuk membakar sampah sembarangan. Karena secara undang-undang, sampah tidak boleh dibakar sembarangan oleh warga. Lebih baik di kumpulkan saja dan segera menghubungi PD terkait untuk melakukan pembersihan sampah,” ujarnya. (man/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
29o
Kurs