Jumat, 26 April 2024

Pakar Geomatika ITS Jelaskan Tiga Penyebab Penurunan Tanah Pantura Jawa dan Surabaya

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ira Mutiara Anjasmara Dosen Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat menyampaikan peta penurunan tanah di Kota Surabaya, Sabtu (18/6/2022). Foto: tangkapan layar webinar "Banjir Rob dan Penurunan Muka Tanah".

Peristiwa banjir rob yang melanda pesisir pantai utara Pulau Jawa khususnya Semarang pada bulan lalu menimbulkan berbagai perbincangan dari kalangan pakar.

Ira Mutiara Anjasmara Dosen Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyebut salah satu faktor banjir rob besar itu adalah penurunan tanah yang membuat tanggul Pelabuhan Tanjung Emas pada waktu itu jebol.

Namun menurut Ira konteks faktor penyebab penurunan tanah ini terjadi secara umum di wilayah pesisir Pulau Jawa, tidak terkecuali Kota Surabaya. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan tanah.

Tiga faktor tersebut di antaranya, ekstraksi air tanah yang berlebih, beban karena konstruksi infrastruktur, dan kondisi geologi yang berupa endapan alluvial dan batuan sedimen. Dari tiga faktor tersebut akhrinya menyebabkan subsidence atau penurunan tanah.

“Untuki ekstrasi air tanah yang berlebih di Kota Surabaya masih belum 100 persen valid, karena kami belum mempunyai data tentang berapa banyak pengguna sumur dan pengguna PDAM di Surabaya,” jelas Ira Mutiara pada sebuah diskusi bertajuk “Banjir Rob dan Penurunan Muka Tanah,” Sabtu (18/6/2022).

Ira melanjutkan, bentuk permukaan wilayah Kota Surabaya sebanyak 80 persen didominasi dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih mencapai 1-10 meter dari permukaan laut.

Sesuai data penelitian dosen ITS tersebut pada 2017-2018 melalui GPS di beberapa titik di wilayah Timur dan Selatan Surabaya mengungkap adanya penurunan tanah. Namun penurunan tanah di Kota Surabaya tidak sedalam di Jakarta ataupun Semarang yang bisa mencapai 9 cm setiap tahunnya.

“Kota Surabaya pada tahun tersebut turun sedalam 20-40 milimeter. Untuk mendapatkan data yang bagus pengukuran harus secara continue. Terakhir kami mengukur pada bulan puasa kemarin,” kata dia.

Kemudian Ira juga menunjukkan beberapa bukti penurunan tanah yang berdampak langsung di beberapa jalanan di wilayah Kenjeran, Tambak Oso Wilangun, Arief Rahman Hakim, dan jalanan sekitar ITS itu sendiri.

Beberapa jalanan sesuai data foto yang diambil pada tahun 2020 itu mengalami keretakan secara horizontal akibat penurunan tanah. Namun Ira juga tidak menutup kemungkinan kerusakan tersebut bisa diakibatkan oleh kualitas kontruksi jalan.

 

Data foto jalanan rusak akibat penurunan muka tanah. Foto: Tangkapan layar materi Ira Mutiara Anjasmara Dosen Teknik Geomatika ITS.

Land subsidence atau penurunan tanah mempunyai potensi negatif seperti munculnya bencana banjir ketika musim hujan tiba serta meningkatnya intrusi air laut, mengingat kota Surabaya berada pada wilayah pesisir.

Penurunan muka tanah adalah salah satu faktor penyebab terjadinya banjir besar dan banjir rob di wilayah pesisir utara Pulau Jawa selain faktor perubahan iklim secara global yang membuat permukaan air laut menjadi tinggi.

Pada akhir pemaparan materi Ira Mutiara, Nita Ariyanti moderator dan Dosen Teknik Geofisika ITS menyebut pembahasan banjir rob yang terjadi di Surabaya tidak bisa dilihat dari perspektif satu keilmuan saja.

Selain itu, moderator juga mengatakan fenomena pasang surut laut dan pemanfaatan lahan di Surabaya menjadi unsur penyebab terjadinya banjir selain penurunan muka tanah.

“Dilihat dari peta geologi, Kota Surabaya sangat kompleks dan sangat urban untuk mengupas permasalahan banjir harus dari berbagai keilmuan,” kata Nita Ariyanti.

Sebagai informasi, ITS bersama BMKG dan Mageti menggelar webinar akhir pekan bertajuk “Banjir Rob dan Penurunan Muka Tanah,” dengan narasumber adalah Ira Mutiara Anjasmara Dosen Teknik Geomatika ITS, Fajar Setiawan Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, dan Siti Sumilah Rita Susilawati Pusat Air dan Geologi Tata Lingkungan.(wld/dfn)

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
32o
Kurs