Jumat, 1 November 2024

Ribuan RW di Kota Pahlawan Berkompetisi di Surabaya Smart City 2022

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Program SSC tahun 2022 resmi dibuka oleh Eri Cahyadi di Gedung Convention Hall, Selasa (5/7/2022). Foto : Diskominfo Kota Surabaya

Sebanyak 1.360 RW di Kota Pahlawan akan berkompetisi di Surabaya Smart City (SSC) tahun 2022.

Salah satu poin penting di acara tahunan yang resmi dibuka oleh Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya adalah soal ekonomi kerakyatan.

Eri mengatakan, SSC menjadi sebuah sarana aplikasi kegiatan masyarakat yang nantinya diwujudkan melalui inovasi berkelanjutan di lingkup perkampungan Kota Surabaya.

“Sebenarnya SSC ini adalah bagaimana warga bisa saling menjaga kampungnya agar terhindar dari kemiskinan, pengangguran, gizi buruk, stunting dan lain sebagainya. Nantinya program di setiap RW yang dilombakan ketika SSC akan dikoneksikan ke Kepala PD, Camat dan Lurah,” katanya di Gedung Convention Hall, Selasa (5/7/2022) .

Ia menjelaskan, SSC bukan sekadar program yang hanya dilaksanakan secara rutin tiap tahun. Akan tetapi ini adalah program berkelanjutan sehingga dapat bermanfaat bagi warga.

Di SSC kali ini, ia ingin masyarakat saling bergotong royong membantu warga yang kesusahan. Terutama membantu anak putus sekolah, gizi buruk, stunting dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

“Contoh tadi yang saya sampaikan, ternyata kampung itu ada yang banyak penganggurannya, dan warga tahu di lingkungannya ada aset pemkot. Kemudian dia punya ide, untuk menjadikan aset pemkot dijadikan lapangan kerja. Jadi, semakin kampung itu gotong royong, semakin mereka membuat inovasi ya menang,” jelasnya.

Sementara itu, Agus Hebi Djuniantoro Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mengatakan, animo masyarakat yang berpartisipasi di tahun ini lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Hebi melanjutkan, poin penting SSC 2022 adalah soal ekonomi kerakyatan.

“Maka itu yang menjadi poin terbesar. Selain lingkungan ada ekonomi kerakyatan itu nanti nilainya besar,” ujar Hebi.

Hebi menerangkan, lomba antar RW di program SSC ini penilaiannya dilakukan sebanyak tiga kali dalam waktu enam bulan ke depan. Sebagai juri pemkot akan melibatkan para akademisi, praktisi dan OPD yang nantinya turut serta menilai dari awal hingga perubahan yang telah dilakukan di masing – masing kampung.

“Jadi perubahan paling besar inilah yang akan menjadi paling baik. Mulai dari perubahan kesehatan, lingkungan, pendidikan dan lain sebagainya. Contohnya, MBR di sebuah kampung ada 20, kemudian berkurang jadi 10, nah itu masuk poin penilaian kami,” jelasnya.(man/dfn/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs