Senin, 6 Mei 2024

Surabaya Utara Rentan Terkena Berbagai Penyakit Akibat Dampak BAB Sembarangan

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi toilet wc

Wilayah Surabaya Utara dalam catatan Dinas Kesehatan Kota Surabaya menjadi daerah yang warganya paling banyak buang air besar sembarangan (BABS). Tercatat sebanyak 33,4 persen dalam perilaku BABS Surabaya Utara.

Sementara perilaku BABS di wilayah lain seperti di Surabaya Barat sebesar 21,7 persen, Surabaya Pusat 15,3 persen, Surabaya Timur 16,9 persen, dan Surabaya Selatan menjadi yang terendah dengan 12,7 persen.

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menjelaskan bahwa dampak yang ditimbulkan dari perilaku BABS adalah pencemaran air dan tanah, gangguan status kesehatan masyarakat sekitar, hingga timbulnya beberapa penyakit.

“Dalam konteks ini ada dampak yang ditimbulkan yaitu kerentanan terhadap beberapa penyakit. Seperti penyakit diare, disentri, typus, kolera, cacingan, hepatitis,” ujar Nanik saat dikonfirmasi, Jumat (23/9/2022).

Nanik melanjutkan, untuk mempercepat Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan di setiap wilayah. Pihaknya telah melakukan sosialisasi dan kerja sama pembangunan jamban sehat melalui program CSR.

Dalam catatan Dinkes untuk progres pembangunan jamban sehat sampai dengan bulan Juli 2022 wilayah Surabaya Utara juga menjadi yang paling gencar kedua dengan presentase sebesar 30,48 persen dibanding wilayah lain.

Sementara untuk rincian di wilayah lain yakni, Surabaya Utara 17,33 persen, Surabata Pusat 44,02 persen, Surabaya Timur 0,99 persen, dan Surabaya Selatan 6,18 persen.

Nanik menyebut, dalam proses pembangunan jamban ini pihaknya juga mengalami beberapa kendala. Seperti warga yang bukan KTP Surabaya dan status lahan yang ditempati bukan miliknya sendiri.

“Banyak dari warga ini yang status lahannya bukan miliknya sendiri, itu yang membatasi pemkot untuk melakukan intervensi pembangunan jamban sehat,” ujarnya.

Sementara itu, Deddy Sjahrial Kusuma Camat Simokerto yang masuk wilayah Surabaya Utara menjelaskan jika pihaknya sudah bekerja sama dengan pihak puskesmas setempat guna sosialisasi perilaku hidup sehat dan dampak BABS kepada masyarakat.

“Selain itu kami juga melakukan pembangunan jamban komunal di setiap kelurahan,” kata Deddy.

Saat ini ada dua kelurahan yang pembangunan jamban komunalnya sudah jadi. Yakni Kelurahan Sidodadi berjumlah dua RW dan Kelurahan Tambak Rejo terdapat dua RW. Rata-rata setiap titik dapat mengakomodir 15 KK.

“Targetnya di setiap kelurahan minimal ada satu titik pembangunan jamban komunal,” ungkap Deddy.(wld/dfn/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
26o
Kurs