Kamis, 9 Oktober 2025

Jokowi Tekankan Perancangan Program Penurunan Stunting Harus Cermat

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Brian Sri Prahastuti Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP). Foto: Antara

Kantor Staf Presiden (KSP) mengungkapkan bahwa Joko Widodo (Jokowi) Presiden sudah memperingatkan agar perancangan program penurunan tingkat kekurangan gizi kronis (stunting) di jajaran pemerintah pusat dan daerah harus lebih cermat.

Brian Sri Prahastuti Tenaga Ahli Utama KSP dalam keterangan tertulis KSP diterima di Jakarta, Kamis, menyampaikan peringatan Presiden Jokowi itu agar dapat mencapai target penurunan prevalensi “stunting” secara nasional menjadi 14 persen pada 2024.

“’Stunting tidak hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tapi juga bersama-sama dengan pemerintah daerah. Jadi kalau terdapat hambatan atau tantangan dalam pelaksanaan berbagai rencana aksi di daerah, sampaikan kepada pemerintah pusat,” kata Brian sesuai dikutip dari Antara, Kamis (22/6/2023)

Brian mengatakan penurunan stunting bersifat multidimensi atau tidak hanya beban sektor kesehatan, namun juga berkaitan dengan sejumlah sektor lainnya. Dengan begitu, ujar dia, kunci keberhasilan terletak pada kerjasama dan kolaborasi antara pengelola kepentingan baik di tingkat nasional dan daerah dalam melaksanakan program.

Dia memastikan bahwa KSP akan terus aktif mengevaluasi pencapaian program penurunan stunting melalui alat Sistem Monitoring dan Evaluasi (Sismonev) dan Database Isu Strategis (Distra).

“Sebagai lembaga yang mengawal program-program strategis Presiden, kami (KSP) aktif memonitor capaian penurunan ‘stunting’. Jika terjadi hambatan kami turun ke lapangan,” tuturnya.

Di waktu yang sama, dia mengajukan empat rekomendasi strategis untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2024. Pertama, optimalisasi fungsi koordinasi. Kedua, peningkatan anggaran dan intervensi gizi spesifik. Ketiga, implementasi kerangka regulasi yang kuat. Keempat, mengaktifkan semua Posyandu serta membentuk ketahanan keluarga.

“Dari hasil monitoring evaluasi KSP ada beberapa daerah yang lebih dulu berhasil menurunkan prevalensi ‘stunting’. Praktik baik ini harus dapat direplikasi ke daerah lain agar target prevalensi ‘stunting’ 14 persen dapat kita capai,” bebernya.

Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan setidaknya penurunan sekitar 3,8 persen per tahun hingga 2024 nanti. (ant/bnt/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Gedung Ex-Bioskop Jalan Mayjen Sungkono

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Surabaya
Kamis, 9 Oktober 2025
34o
Kurs