Minggu, 10 November 2024

Pemerintah Indonesia dan Tanzania Teken Kesepakatan Kerja Sama Bilateral

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden RI dan Samia Suluhu Hassan Presiden Republik Persatuan Tanzania, pagi hari ini, Selasa (21/8/2023), mengadakan pertemuan khusus membahas kerja sama kedua negara, di Dar Es Salaam State House, Tanzania. Foto: Biro Pers Setpres

Joko Widodo Presiden RI dan Samia Suluhu Hassan Presiden Republik Persatuan Tanzania, pagi hari ini, Selasa (21/8/2023), mengadakan pertemuan khusus membahas kerja sama kedua negara, di Dar Es Salaam State House, Tanzania.

Sebagai bentuk konkret kerja sama kedua negara, Presiden RI dan Presiden Tanzania menandatangani nota kesepahaman di bidang perdagangan, investasi, kesehatan, pertanian, pendidikan dan pembangunan.

Agenda tersebut ada di hari ketiga rangkaian kunjungan kenegaraan Jokowi ke sejumlah negara di Benua Afrika.

“Indonesia akan lakukan walk the talk wujudkan kolaborasi konkret dengan Afrika. Indonesia sedang rampungkan grand design pembangunan lima tahun ke depan untuk Afrika. Salah satunya melalui rencana revitalisasi Farmer’s Agriculture dan Rural Training Center di Morogoro Tanzania. Indonesia berkomitmen menjadi bagian dalam membangun ketahanan kesehatan Tanzania, perusahaan farmasi Indonesia akan ekspor produk perdananya di Tanzania sebagai bentuk kontribusi penuhi kebutuhan produk farmasi Tanzania,” ucap Jokowi.

Lebih lanjut, Presiden RI menyebut melalui pertemuan bilateral tersebut, Indonesia ingin meningkatkan nilai investasi di Tanzania dalam bidang energi.

“Indonesia ingin tingkatkan investasi di Tanzania termasuk dalam pengelolaan Blok Gas Mnazi Bay oleh Pertamina dan pengolahan gas alam menjadi bahan kimia dan pupuk,” ungkapnya.

Kepala Negara menilai investasi dalam bidang tersebut sangat strategis dan bisa memperkuat kerja sama antarnegara berkembang.

“Kerja sama investasi di bidang ini sangat strategis dan akan memperkokoh kerja sama antara negara berkembang,” imbuhnya.

Selain itu, Presiden Indonesia juga mendorong pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Tanzania untuk mengoptimalkan potensi perdagangan kedua negara.

“Indonesia mendorong dibentuknya PTA untuk semakin mengoptimalkan potensi perdagangan bilateral dua negara yang tahun 2022 naik 20,7 persen,” katanya.

Dalam pertemuan itu, Indonesia juga mengusulkan pembentukan Bilateral Investment Treaty (BIT) untuk menjamin perlindungan dan kelangsungan investasi kedua negara.

Sementara itu, Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI menyampaikan saat melaksanakan pertemuan terbatas (tete-a-tete), Presiden Tanzania menyampaikan keinginannya untuk belajar dari Indonesia, terutama mengenai pembangunan infrastruktur dan hilirisasi industri.

“Tanzania juga ingin belajar dari Indonesia untuk pengembangan industri minyak kelapa sawit, serta belajar mengenai manajemen BUMN,” ucapnya.

Retno juga menyebut kedua presiden sepakat memperkuat kerja sama dalam bidang pelatihan dipomatik.

“Presiden jokowi mengundang tim dari Tanzania berkunjung ke Jakarta untuk bertukar pikiran mengenai pengembangan kurikulum sekolah diplomatik,” sambungnya.

Di samping itu, Retno juga menyampaikan dalam pertemuan, kedua pemimpin negara sepakat memulai negosiasi dalam pembentukan PTA dan BIT.

“Untuk PTA dan BIT, kedua presiden sepakat untuk segera memulai negosiasi,” tandasnya.

Sekadar informasi, pertemuan kedua pemimpin negara menghasilkan sejumlah dokumen kerja sama dalam beberapa sektor yang ditandatangani. Antara lain Nota Kesepahaman Pembentukan Komisi Bersama untuk Kerja Sama Bilateral, Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas.

Selanjutnya, Nota Kesepahaman Kerja Sama Kesehatan, Nota Kesepahaman Kerja Sama dalam Sektor Energi, Nota Kesepahaman terkait Kerja Sama Ketenagalistrikan antara PLN dengan Tanzania Electric Supply Company (TANESCO), dan Nota Kesepahaman antara MIND ID dan State Mining Corporation (STAMICO) Tanzania.

Lalu, Nota Kesepahaman mengenai Kegiatan terkait Rantai Nilai Bisnis Minyak dan Gas antara Pertamina dan Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC).

Kunjungan kenegaraan Presiden RI ke Tanzania merupakan yang pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir. Sebelumnya, Presiden Soeharto berkunjung ke negara Afrika bagian timur itu tahun 1991.

Sesudah berkunjung ke Kenya dan Tanzania, RI 1 dijadwalkan melanjutkan kunjungan ke Mozambik, negara Afrika pertama yang menerapkan preferential trade agreement dengan Indonesia.

Preferential trade agreement adalah perjanjian internasional dengan keanggotaan terbatas yang bertujuan mengamankan atau meningkatkan akses pasar masing-masing negara partisipan.

Jokowi Presiden menyatakan Indonesia dan Afrika punya hubungan historis yang panjang.

Indonesia adalah penggagas dan tuan rumah Konferensi Asia-Afrika tahun 1955. Kemudian, Indonesia bersama negara-negara Afrika menggagas Gerakan Nonblok.

Sebelum pulang ke Tanah Air, Jokowi  rencanannya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) blok kerja sama ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS) 2023, di Afrika Selatan.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 10 November 2024
31o
Kurs