Selasa, 21 Mei 2024

Pemkot Surabaya Target Pembebasan Lahan Radial Road Lontar Tuntas Akhir Juli

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Batas ruas barat radial road tepat di seberang Kantor Kelurahan Lontar mengarah ke bundaran GWalk. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Pemerintah Kota Surabaya menarget pembebasan 12 persil lahan milik warga untuk pembangunan radial road kawasan Lontar tuntas akhir Juli 2023.

Adi Gunita Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya menyebut, hingga saat ini proyek pembangunan masih proses tender atau pembebasan lahan.

“Insyaallah nanti baru berkontrak akhir Juli,” katanya dikonfirmasi suarasurabaya.net, Sabtu (8/7/2023).

Total sudah ada tiga dari 12 persil warga selesai dibebaskan dengan pemberian ganti untung. Sisanya ditarget tuntas akhir Juli.

“Sembilan persil posisi sudah appraisal (penentuan besaran nilai oleh Kantor Jasa Penilai Publik). Diusahakan akhir Juli sudah tuntas untuk pembebasannya,” jelasnya lagi.

Nantinya usai kontrak, pembangunan akan dimulai dengan mendahulukan ruas barat, dari Kantor Kelurahan Lontar mengarah ke Masjid Baitur Rozaq Citraland atau bundaran GWalk.

“Betul segmen 1 dari Kelurahan Lontar ke arah barat ketemu Masjid Baitur Rozaq Citraland. Kurang lebih sepanjang 700 meter. Dan tahun depan dilanjut untuk segmen 2 dari Puskesmas Kelurahan Lontar menuju ke timur ke Supermall Pakuwon Indah sepanjang sekitar 1,2 kilometer,” terangnya.

Adi menyebut, akan menerapkan mekanisme konsinyasi jika ada warga pemilik persil yang tak kunjung menyetujui harga ganti untung sesuai penilaian KJPP.

“Kalau pun ada yang keberatan tetap suai mekanisme pengadaan nanti kita mengarah ke konsinyasi atau dititipkan di pengadilan,” katanya.

Penerapan konsinyasi itu mengacu Pasal 42 ayat 1 UU 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, bunyinya: “Dalam hal Pihak yang berhak menolak bentuk dan atau besarnya ganti kerugian berdasarkan hasil musyawarah atau putusan pengadilan negeri/Mahkamah Agung, ganti Kerugian dititipkan di pengadilan negeri setempat”.

Beta Ramadhani Lurah Lontar menunjukkan batas ruas timur berada di sebelah kanan Kantor Kelurahan Lontar. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Terpisah, Beta Ramadhani Lurah Lontar membenarkan total tiga warganya dengan persil masing-masing telah menerima pencairan ganti untung.

“Ada yang ada bangunannya, ada yang tanah kosong. Yang tanah kosong satu orang. Dua orang ada bangunannya,” terangnya ditemui terpisah.

Bagi warga yang lahan beserta bangunannya kena, diberi waktu satu bulan untuk mencari tempat baru. Tapi Beta menyebut waktu itu bisa diperpanjang jika diperlukan.

“Tidak baku, jadi bisa diperpanjang dengan berkirim surat ke DSDABM, butuh berapa lama perpanjangan karena memastikan yang bersangkutan dapat tempat baru untuk tinggal,” jelas Beta.

Sementara empat warga pemilik sembilan persil sisanya, lanjut Beta masih proses administrasi.

“Yang belum beberapa, masih kita dekati. Ada yang tinggal nunggu minggu ini dan minggu depan. Satu orang masalah harga (belum
Cocok), satu orang masalah luasan tanah (tidak sesuai hasil pengukuran dengan sertifikat), dan dua orang masih ngurus waris. Karena ada juga yang mungkin gak pas dengan harga. Tapi kita usahakan pendekatan secara persuasif oleh DSDABM dibantu kelurahan ke warga masing-masing,” tuturnya.

Beta memastikan penentuan harga pembebasan lahan memakai pihak ketiga, Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) tanpa campur tangan pemerintah dan sesuai survei teknis pembebasan lahan.

“Ada yang merasa bahwa harga terlalu rendah kan memang bervariasi. Ada yang lebih rendah dibanding yang lain. Ketentuan itu bukan dari pemkot tapi KJPP. Mereka pihak ketiga yang di approve kemenkeu, yang survei, dan perhitungan teknis soal penentuan harga bahwa pemkot juga gak tahu sampai nilai itu keluar,” ucapnya lagi.

Pembangunan radial road ini sambungnya diharapkan mampu memecah kepadatan ruas Lontar yang selama ini selalu macet di jam-jam tertentu.

“Pembangunan radial road ini jadi salah satu juga pembuka jalan untuk mengembangkan ekonomi kita juga. Dengan adanya jalan baru ekonomi sekitar juga naik. Ini diharapkan memecah kemacetan Lontar, semoga bisa membantu pemerataan. Karena selama ini yang jalannya sudah komplit di pusat, di barat banyak yang belum tembus,” tandasnya.

Sodikin, salah satu warga yang punya dua lahan sudah menerima pembebasan lahan mengaku setuju dan siap mencari lahan lain untuk sawahnya.

“Iya saya ada tiga persil. Satunya empat ribuan meter persegi, ada yang empat ratusan meter persegi itu sudah kena dan sudah bebas. Ada satu lagi dua ribuan meter persegi masih dicek lagi kena apa nggak. Yang jelas, dua persil yang terkena, sudah dihargai lebih tinggi dari pasaran,” tegasnya. (lta/saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version