Selasa, 21 Mei 2024

Tingkat Pengangguran Rusia Capai Rekor Terendah Baru Juni Kemarin

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Foto Dokumen: Seorang pejalan kaki berjalan melewati jendela tempat usaha yang disewakan di Moskow, Rusia 8 Juni 2022. Foto: Antara

Pengangguran di Rusia menyentuh rekor terendah baru pada Juni dan upah riil naik 10,5 persen secara tahun ke tahun sebagai bukti lebih lanjut dari ketatnya pasar tenaga kerja, menurut data yang dirilis pada Rabu (30/8/2023).

Melansir Antara, Kamis (31/8/2023), tingkat pengangguran telah mengalami penurunan dari 3,1 persen menjadi 3,0 persen dari jumlah populasi yang aktif dalam ekonomi dibandingkan bulan sebelumnya.

Meskipun pertumbuhan upah riil melambat dibandingkan dengan angka Mei, yaitu sebesar 13,3 persen, namun angka ini tetap berada di atas perkiraan analis yang sebelumnya memproyeksikan angka sebesar 8,3 persen.

Kekurangan tenaga kerja menjadi lebih parah karena mobilisasi militer Rusia tahun lalu serta kenyataan bahwa ratusan ribu orang telah meninggalkan Rusia sejak dimulainya perang dengan Ukraina. Terutama, dampaknya terasa di sektor teknologi informasi (TI).

Perusahaan-perusahaan pertahanan bekerja secara terus-menerus, yang menyebabkan sektor militer menarik pekerja dari sektor ekonomi lainnya. Akibatnya, kekurangan tenaga kerja dirasakan dalam industri-industri seperti industri ringan, bahan kimia, makanan, dan bidang lainnya.

Untuk bank sentral, ada berita baik karena laju inflasi melambat menjadi 0,03 persen dari 0,09 persen dalam seminggu hingga 28 Agustus. Inflasi di Rusia mulai meningkat pada bulan Juni karena pengaruh efek dasar (base effect) yang tinggi pada tahun sebelumnya, ketika terjadi kenaikan harga dua digit setelah Moskow meluncurkan “operasi militer khusus” di Ukraina. Pelemahan nilai tukar rubel juga menyebabkan harga barang impor meningkat.

Vladimir Putin Presiden Rusia telah dua kali mencatat peningkatan risiko inflasi dalam sebulan terakhir dan meminta pemerintah dan bank sentral untuk menjaga situasi tetap terkendali. Bank sentral telah menaikkan suku bunga acuannya dua kali sejak akhir Juli, dengan total peningkatan sebesar 450 basis poin, sebagai upaya untuk menjaga stabilitas rubel dan mengendalikan inflasi.

Mereka juga berjanji untuk melanjutkan kebijakan pengetatan moneter jika diperlukan. Dalam proyeksi terbaru mereka, inflasi diperkirakan akan berada dalam kisaran 5,0-6,5 persen pada tahun 2023, dibandingkan dengan tingkat 11,9 persen tahun sebelumnya, dan diharapkan akan kembali ke target 4,0 persen pada tahun 2024. (ant/bnt/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version