Senin, 29 April 2024

Tren Lagu Anak Saat Ini Lebih Banyak Dikemas Lewat Animasi, Bukan Penyanyi Anak

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Lagu anak-anak yang dikemas menggunakan animasi. Foto: Tangkapan Layar Youtube BaLiTa

Citra Astriana CO Founder Balita.co menyatakan saat ini tren lagu anak-anak banyak dikemas dalam bentuk animasi, bukan lagi dinyanyikan oleh penyanyi anak-anak.

Citra juga mengatakan saat ini sebenarnya lagu anak-anak cukup banyak, namun lebih banyak tersedia di platform media sosial, bukan di media konvensional.

“Tren ini sudah dilakukan di luar negeri lebih dulu, lagu anak-anak dikemas dalam bentuk animasi dan itu diterima cukup baik sama anak-anak,” ungkap Citra kepada Radio Suara Surabaya, bertepatan dengan Hari Musik Nasional, Kamis (9/3/2023).

Citra mengatakan, bahwa tren tersebut juga didukung oleh perkembangan teknologi pembuatan animasi yang semakin bagus. Ia menambahkan, perkembangan teknologi tersebut membuat para content creator yang bergerak di industri animasi, mampu membuat karakter yang lucu dan menggemaskan.

Dirinya juga menerangkan bahwa saat ini televisi swasta juga sudah mulai menghadirkan konten anak berbentuk animasi, yang ditujukan untuk anak-anak dalam bentuk lagu maupun cerita.

“Mungkin kita kalah start, jadi yang luar (luar negeri) masuk duluan. Jadi konten animasi anak luar masuk duluan, populer, kemudian diterima, baru kita mulai melihat peluang. Jadi kita mulai main di area itu, tapi hari ini pemainnya udah banyak,” jelas Citra.

Dia menambahkan, meskipun tren saat ini semakin mengikuti zaman dan mengedepankan tampilan visual, dari segi lagu juga harus dibuat kekinian dan disesuaikan dengan pendengar anak-anak.

“Saat ini tren lagu saat ini kiblatnya Korea atau lagu dari Barat atau mungkin Amerika juga masih dominan. Kalau kita dengarkan sebenarnya lagu-lagu yang kekinian punya elemen yang bisa diambil. Misal musik elektro, musik jazz, atau bahkan lebih klasik, orkestra juga bisa dimasukkan,” terangnya.

Sebagai content creator, Citra menyebut untuk membuat konten anak-anak saat ini memang sulit dibandingkan dengan zaman dahulu.

“Dulu pilihan media itu sedikit, semua orang itu mendengarkan mengonsumsi hal yang sama. Jadi viral itu mudah pada zaman dulu. Hari ini pilihan channel itu banyak sekali dan memiliki segmentasi masing-masing, atau dalam satu channel terdapat beragai jenis konten,” terang Citra.

Dia juga mengungkapkan, saat ini tidak ada penerus untuk penyanyi atau penulis lagu anak karena termakan oleh usia.

“Mereka (penyanyi lagu anak) tumbuh, yang di bawahnya tidak ada suksesornya. Kalau mereka sendiri kan saat menyanyikan lagu anak-anak mereka juga masih anak-anak. Lalu mereka tumbuh mungkin merasa aneh menyanyikan hal-hal yang sudah gak di dunia mereka, dan itu wajar,” kata Citra

Dalam pembuatan lagu anak agar bisa hits, Citra menjelaskan bahwa lagu anak harus dikemas dengan menarik sesuai zaman agar bisa diterima. Ia menambahkan, pengemasan itu bisa dengan menghadirkan visual karakter-karakter lucu, menggemaskan, dan kekinian.

Untuk tujuan edukasi anak usia 5 tahun ke bawah, konten anak-anak bisa berisi pengetahuan yang sederhana. Misalnya seperti apa buah pisang atau ‘kalau kamu marah kamu harus apa?’.

Kemudian untuk inspirasi pembuatan lagu, ia mengatakan bahwa banyak lagu yang dibuatnya terinspirasi dari perkembangan anak.

“Kami sendiri karena sudah dewasa kadang lupa ngobrol sama anak. Jadi lagu kami sebenarnya cermin interaksi dengan anak kami, dan kami harap bisa dipakai orang tua lain untuk ngobrol sama anaknya,” ungkapnya

Sebagai pembuat konten anak-anak, di momen Hari Musik Nasional ini, Citra berharap dengan adanya konten anak nantinya bisa membuat anak-anak menyukai konten yang sesuai dengan usia mereka.

“Dan bisa mendidik orang tua untuk mengarahkan anaknya untuk mengonsumsi konten-konten yang sesuai dengan usianya. Mudah-mudahan kebiasaan tersebut berlanjut, jadi nantinya mereka (anak-anak) saat umur 7 tahun nggak curi-curi nonton konten konten 17+ karena itu masih belum waktunya,” pungkasnya.

Perlu diketahui, Rita Pranawati pengamat pendidikan dan perlindungan anak pada Selasa (7/3/2023) mengatakan, Indonesia tidak pernah kekurangan lagu anak. Namun, anak-anak sekarang lebih hafal lagu-lagu dengan lirik dewasa yang isinya tentu bukan untuk mereka.

Rita juga menyatakan lagu anak juga berfungsi untuk membuat matang sisi biologis dan sisi psikologis bagi anak-anak.(ihz/dfn)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Senin, 29 April 2024
32o
Kurs