Sabtu, 18 Mei 2024

Akhiri Masa Tugas di Indonesia, Fiona Hoggart Konjen Australia Ucapkan Salam Perpisahan Melalui Suara Surabaya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Eddy Prastyo Pemimpian Redaksi Suara Surabaya bersama Fiona Hoggart Konjen Australia di Surabaya. Foto: Istimewa

Fiona Hoggart Konsul Jenderal Australia di Surabaya, Jawa Timur, resmi mengakhiri masa tugasnya di Indonesia dan segera kembali ke negaranya, Senin (6/5/2024) besok, setelah dua tahun lamanya.

Kepada Radio Suara Surabaya, Fiona bercerita bagaimana pengalaman dan hal berkesan yang dia rasakan selama berdinas di Kota Pahlawan. Mulai dari keramahan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari maupun diskusi, hingga masakan khas Jawa Timur.

“Bertugas di Surabaya ini, betul-betul saya menikmati semuanya, makanannya, kesempatan ngobrol, diskusi dengan teman-teman baik di Jawa Timur maupun Jawa Tengah,” jelasnya, Minggu (5/5/2024) sore.

Dia mengungkapkan, selama berdinas di Surabaya sudah punya satu warung makan favorit yang hampir selalu dikunjungi, yakni warung Pecel Madiun Mbak Naning di Jalan Manyar, Kecamatan Mulyorejo. “Saya 150 persen betah (tinggal di Surabaya),” ucapnya.

Menurutnya, sebagai kota kedua terbesar di Indonesia, banyak kegiatan yang sangat penting baik secara politik dan ekonomi untuk kawasan Asia Pasifik maupun Australia sendiri.

Para Pemred media dari Jawa Tengah dan Jawa Timur (termasuk Suara Surabaya) didampingi Fiona Hoggart Konjen Australia di Surabaya menemu Rektor dan manajemen Western Sydney University di Parramatta, New South Wales, Australia. Foto: Istimewa

Fiona juga mengungkapkan kisah menarik yang dia dapatkan selama menjalani tugas di Surabaya, yakni menyaksikan bagaimana para anak-anak penyandang disabilitas benar-benar diberdayakan, dan difasilitasi untuk berkembang oleh Rumah Anak Prestasi (RAP) milik dinas sosial setempat.

Hal tersebut juga yang mengundang Konsulat Jenderal (Konjen) Australia selalu menyertakan anak-anak disabilitas RAP dalam setiap kegiatannya, baik sebagai tamu undangan maupun salah satu panitia.

“Misalnya kalau kami di Konjen Australia punya acara, mereka datang untuk menjadi fotografer dan hasil karya mereka bagus-bagus sekali, semua berkat Pak Leo Arif Budiman (seniman sekaligus pembina RAP) yang mengajari anak-anak, baik sebagai videografer maupun content creator, hebat-hebat semua anak-anak itu,” ujarnya.

Pertemuan antara Pemred Jawa Tengah dan Jawa Timur bersama para akademisi Monash University dan jurnalis senior Australia di Melbourne. Foto: Istimewa

Pada kesempatan itu, Fiona juga membeberkan selama berdinas di Indonesia sangat concern untuk meningkatkan kerja sama, baik di bidang perdagangan, investasi, manufacture, agricultur, dan yang paling utama di sektor pendidikan.

Hal itu terbukti dengan didirikannya Kampus Western Sydney University Indonesia di Pakuwon Tower wilayah barat Kota Surabaya, dengan fokus pembelajaran di kewirausahaan, ketahanan serta keberlanjutan iklim, pada September mendatang.

“Kami sangat bangga juga karena salah satu universitas Australia, yaitu Western Sydney University, diberi kesempatan, diberi izin dari Jokowi Presiden Jokowi maupun Nadiem Makarim (Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) untuk membuka kampus di Surabaya. Ini baru pertama kali satu universitas dari luar Indonesia izinkan mendirikan kampus di luar Jakarta,” bebernya.

Dia juga mengungkapkan alasan Western Sydney University didirikan di Jawa Timur, karena ada potensi besar yang terlihat baik dari pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota, maupun masyarakatnya.

The young people, orang-orang muda dari Jawa Timur ini, semangatnya untuk pendidikan, untuk maju, untuk berjuang menurut temat saya sangat hebat,” ucapnya.

Eddy Prastyo Pemimpian Redaksi Suara Surabaya bersama para peserta Australia International Visitors Program – Senior Editors. Lima pemimpin redaksi media massa Jawa Timur dan Jawa Tengah, mengunjungi 3 negara bagian di Australia, 25 April – 3 Mei 2024. Foto: Istimewa

Terakhir, Fiona turut mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Jawa Timur dan Surabaya khususnya. “Ojo lali sama saya, ojo lali sama Australia juga, mohon maaf lahir batin, semoga kita bisa ketemu lagi di lain kesempatan. Matur sekelangkong atas keramahan dan kemurahan hatinya dari masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu dalam kesempatan sama, Eddy Prastyo Pemimpin Redaksi Suara Surabaya menambahkan bahwa Fiona sendiri selama berada di Surabaya sudah melekat ke hati warga setempat. Mulai dari rutin mengikuti kegiatan sosial bersama masyarakat, hingga ikut serta agenda pemerintahan.

“Beliau ini sering banget diundang ke berbagai pondok pesantren kemudian menemui para pengasuhnya, ketemu dengan berbagai stakeholders bukan hanya sosial agama kemasyarakatan ya, tapi dengan para pejabat, dengan para UMKM itu sangat dekat,” ujarnya.

Eddy juga mengungkapkan bagaiaman Fiona memiliki kedekatan dengan Khofifah Indar Parawansa mantan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024. Bahkan kalau saya lihat setiap kali bu Fiona ketemu ibu Khofifah, gesturnya itu disayang sekali seperti adik-kakak,” ungkapnya.

Fiona Hoggart Konjen Australia di Surabaya bersama Sherlita Ratna Dewi Agustin Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur. Foto: Istimewa

Untuk diketahui, sebelum purna tugas di Surabaya, Fiona juga menyempatkan diri mengajak pimpinan media di Jawa Timur dan Jawa Tengah ke Australia untuk dikenalkan bagaimana hubungan diplomatis antara negara tersebut dengan Indonesia.

Dia berharap, kedepan pengganti Fiona di Konjen Australia Surabaya bisa mengikuti apa yang selama ini dibangun. “Saya yakin itu bisa dilakukan penggantinya bu Fiona, everything is gonna be okay antara Indonesia dan Australia, tidak hanya dirasakan segelintir orang, tapi semuanya dari segi sosial dan sebagainya,” pungkasnya. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version