Minggu, 19 Mei 2024

Badan Bahasa Kemendikbud: Buku Bermutu Kunci Meningkatkan Literasi

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Imam Budi Hutomo (tengah) Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat bedara di tempat percetakan buku di Wringinanom, Gresik, Senin (6/5/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net Imam Budi Hutomo (tengah) Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) saat bedara di tempat percetakan buku di Wringinanom, Gresik, Senin (6/5/2024). Foto: Risky suarasurabaya.net

Imam Budi Hutomo Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, kunci peningkatan literasi adalah buku yang bermutu.

“Akar permasalahannya adalah, adakah buku bacaan yang bermutu? Itu yang menjadi konsen kami dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa,” katanya dalam kegiatan percetakan dan pengiriman buku pengayaan pendukung Gerakan Literasi Nasional (GLN) di Wringinanom, Gresik, Senin (6/5/2024).

Imam menyebut, ada tiga kriteria buku yang bermutu. Pertama, buku yang diminati atau disukai oleh pelajar. Kedua, memiliki tema dan cerita yang bervariasi. Dan ketiga, sesuai dengan penjenjangan usia, seperti pembedaan untuk PAUD, SD dan seterusnya.

“Dan tentu harus dengan mutu percetakan yang lebih baik, jika dibandingkan dengan yang sudah-sudah,” katanya.

Ia mengatakan, indeks literasi Indonesia dari tahun 2018 hingga 2023 mengalami fluktuasi atau terkadang naik dan turun. Sehingga menurutnya, perlu dorongan agar minat baca bisa konsisten mengalami kenaikan.

“Untuk angkanya juga masih berada di bawah jika dibandingkan dengan negara-negara yang lainnya. Ini sebuah keprihatinan bagi kita dan sebuah hal darurat bagi bangsa kita, bangsa Indonesia,” ucapnya.

Budaya bangsa Indonesia, kata dia, lebih condong kepada budaya lisan, sehingga gerakan membaca hingga saat ini masih cenderung memiliki angka yang rendah.

Oleh karena itu, ia menekankan perlunya buku bermutu untuk menjawab masalah literasi, yakni agar pelajar bisa merasa senang dalam menbaca.

Seperti diketahui, sebagai upaya mendorong peningkatan literasi, Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek mendistribusikan sebanyak 21 juta buku ke sekolah di berbagai Provinsi di Indonesia.(ris/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya
Kurs
Exit mobile version