Jumat, 1 November 2024

Beras Pengaruhi Perubahan Harga Komoditas di Jatim karena Kerap Fluktuatif

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu meninjau gudang beras di Bulog, Sidoarjo. Foto: Dok/ Humas Pemprov Jatim

Selama tiga tahun terakhir, sejumlah komoditas di Jawa Timur kerap mengalami perubahan harga menjelang tutup tahun. Penyebabnya, karena harga beras yang fluktuatif sejak 2020.

Zulkipli Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim menerangkan, kondisi ini disebabkan karena setiap periode akhir tahun terdapat hari besar yang memengaruhu jumlah permintaan.

“Itu yang menyebabkan tingginya permintaan beras sehingga menyebabkan adanya kenaikan harga dan andil beras menunjukkan nilai yang positif,” kata Zulkipli melalui Laporan Analisis Data Beras Provinsi Jatim 2020-2022, Kamis (11/1/2024).

Berdasarkan data BPS Jatim Rabu kemarin, pada tahun 2020 di bulan Januari hingga Maret, beras masih memberikan andil yang positif. Artinya selama periode itu terdapat inflasi yang disebabkan komoditi beras.

Masih di tahun yang sama pada Bulan Mei hingga November, BPS Jatim mencatat andil yang negatif. Sebaliknya di 2021, mulai bulan Januari hingga April andil beras terhadap perubahan harga memiliki andil yang negatif.

“Artinya ada penurunan harga di bulan-bulan tersebut (Januari-April 2021),” katanya.

Namun memasuki bulan Mei dan Juni 2021, andil beras kembali positif terhadap perubahan harga. Lalu pada bulan-bulan setelahnya hingga Desember 2021 andil beras kembali berfluktuasi.

Andil beras yang fluktuatif itu juga terjadi sepanjang tahun 2022. Berdasarkan data BPS Jatim, andil beras lebih ke arah positif yang berarti memengaruhi tingkat inflasi.

“Andil beras mengalami penurunan hanya di bulan Maret hingga Juli,” ujarnya.

Perubahan harga bahan pangan pokok dapat berkontribusi terhadap inflasi dan sangat berdampak terhadap kondisi perekonomian di Jatim bahkan secara nasional.

Sementara itu Dydik Rudy Prasetya Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jatim menyebut stok beras Jatim masih surplus berdasarkan angka kebutuhan beras, total konsumsi, dan kebutuhan industri.

Menurut data prognosa neraca ketersediaan pangan Jatim pada 2023 yang diterima suarasurabaya.net, stok beras mencapai 914,547 ribu ton.

Sedangkan perkiraan produksi beras mencapai 6,1 juta ton dengan perkiraan kebutuhan konsumsi beras mencapi 4,5 juta ton.

“Menurut neracata bahan pangan Jatim sampai dengan Desember mencapai 3,1 juta ton, jadi itu surplus kita,” kata Rudy saat dikonfirmasi. (wld/bil)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs