Jumat, 1 November 2024

Hilal Tak Muncul di Surabaya Akibat Mendung, tapi Terlihat di Sidoarjo dan Mojokerto

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Prosesi rukyatul hilal atau pemantauan hilal di Gedung Twin Tower Uinsa Surabaya, Selasa (9/4/2024) sore. Foto: Wildan suarasurabaya.net

Hilal 1 Syawal tak muncul saat pemantauan rukyatul hilal di Gedung Twin Tower Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa) Surabaya, Selasa (9/4/2024) pada pukul 16.30 -17.30 WIB.

Penyebabnya karena langit di kawasan Uinsa tertutup awan tebal karena cuaca di Kawasan Surabaya Selatan diguyur hujan sejak pagi hingga siang.

Meski begitu Elly Uzlifatul Jannah dosen Prodi Ilmu Falak Uinsa mengatakan, pada pemantauan prakondisi pihaknya sudah mendapat data tinggi hilal di Jawa Timur mencapai 5 derajat dengan elongsi 8,83 derajat.

“Kita menggunakan metode hisab epmeris dan kemudian hasilnya kita mendapatkan tinggi hilal di lintang ini 5.5 derajat elmiasi 8.8 derajat,” kata Elly ditemui Selasa sore.

Kemunculan hilal dengan ketinggian 5 derajat itu sudah memenuhi syarat untuk menentukan 1 syawal dari pemerintah atau MABIMS yaitu tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Sementara itu, hasil pemantauan Pengurus Wilayah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (PW LFNU) Jawa Timur menyebut hilal terlihat di wilayah Mojokerto dan Sidoarjo.

“Untuk Jatim ada dua lokasi yang sudah melihat hilal, di Mojokerto dan Sidoarjo,” kata Fathurrozi Sekretaris PW LFNU Jatim

Fathurrozi mengatakan, lokasi rukyatul hilal yang menunjukkan bulan baru pertanda 1 syawal berada di Masjid Agung Darussalam, Sooko, Kabupaten Mojokerto. Sedangkan lokasi pemantauan kedua yakni di RSI Siti Hajar, Kabupaten Sidoarjo.

Dari dua lokasi tersebut, ketinggian hilal terlihat mencapai 5 derajat dengan elongasi mencapai 8-9 derajat. Dengan begitu, Fathurrozi menyebut hilal telah memenuhi kriteria penentuan 1 syawal pemerintah.

“5 derajat untuk ketinggian dan 8-9 derajat untuk elongasinya. Sudah memenuhi kriteria baru imkanur rukyat, 3 derajat ketinggian, 6,4 derajat elongasi,” ucap dia.

Hasil pemantauan ini, kata Fathurrozi akan segera dilaporkan ke PWNU Jatim dan disampaikan ke PBNU. Untuk selanjutnya akan menjadi pertimbangan dalam sidang isbat bersama Kementerian Agama.

Fathurrozi juga menyebut, tak menutup kemungkinan akan ada laporan susulan lagi dari daerah-daerah lain di Jatim yang akhirnya berhasil melihat hilal.

“Yang terkonfirmasi ke kami, yang di bawah LFNU, akan dilaporkan ke PWNU lebih dulu kemudian akan dilaporkan resmi ke PBNU, nanti PBNU akan membawa ke sidang isbat,” ujarnya. (wld/ike/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs