Rusia Tunggu Usulan Trump yang Janji Akhiri Konflik di Ukraina dan Timur Tengah
Minggu, 17 November 2024 | 07:48 WIB
Iran terbuka untuk berunding dengan pemerintahan Donald Trump presiden terpilih Amerika Serikat.
Hanya saja, menurut Majid Takht Ravanchi asisten Menteri Luar Negeri Iran urusan politik, mereka tidak akan mengalah di bawah kampanye “tekanan maksimum”.
Dilansir dari Antara pada Senin (18/11/2024) malam, Iran “mendukung negosiasi” namun akan merespons tekanan maksimum dengan ‘perlawanan maksimum,’ ujar diplomat senior tersebut.
Taktik tekanan maksimum Trump disebut ditujukan untuk menekan Iran menandatangani kesepakatan nuklir baru pengganti Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
Trump, menurut laporan Financial Times, berencana untuk mencapai tujuan tersebut secara khusus dengan menghadang pendapatan Iran dari minyak.
Pada 2015, Iran menandatangani JCPOA bersama China, Prancis, Jerman, Rusia, Inggris, Amerika Serikat, serta Uni Eropa, dengan menyetujui untuk memperkecil program nuklirnya sebagai imbalan atas pencabutan sanksi internasional.
Setelah itu pada 2018, Trump pada masa pertama pemerintahannya menarik AS keluar dari kesepakatan tersebut dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran sebagai bagian dari gerakan untuk memberikan tekanan maksimum. (ant/saf/ham)
NOW ON AIR SSFM 100
