Tak Dengarkan Desakan Internasional, Israel Tetap Serang Rafah
Senin, 19 Februari 2024 | 09:18 WIB
Benny Gantz Menteri Kabinet Perang Israel mengancam akan menyerang Rafah selama bulan puasa Ramadan jika warga Israel yang disandera kelompok Hamas Palestina tidak segera dibebaskan.
“Saya mengatakan ini dengan sangat jelas: Hamas punya pilihan. Mereka bisa menyerah, melepaskan sandera, dan dengan begitu warga Gaza bisa merayakan libur bulan suci Ramadan,” kata Gantz dalam sebuah konferensi di Yerusalem, Minggu (18/2/2024) dilansir Antara.
Tentara Israel berencana melancarkan serangan darat di Rafah, yang ditinggali lebih dari 1,4 juta penduduk yang mencari perlindungan dari perang.
Tujuan Israel menyerang Rafah, tak lain untuk mengalahkan batalion Hamas yang tersisa di kota perbatasan Jalur Gaza dan Mesir itu.
Gantz yang merupakan mantan menteri pertahanan Israel, mengatakan bahwa invasi Israel di Rafah akan dilakukan melalui koordinasi dengan Amerika dan Mesir, guna meminimalkan jatuhnya korban sipil.
“Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu jika pada Ramadan warga kami yang disandera tidak pulang ke rumah, maka pertempuran akan diperluas ke wilayah Rafah,” ujarnya, seperti dilaporkan surat kabar The Times of Israel.
Ramadan sendiri sebagai bulan paling suci dalam kalender Islam, diperkirakan akan dimulai pada 10 Maret 2024.
Sebagai informasi, Hamas diyakini menyandera lebih dari 130 warga Israel setelah serangan lintas batas mereka, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang pada 7 Oktober 2023. Akibatnya, serangan balasan dilancarkan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober, jutaan warga Palestina menyelamatkan diri ke Rafah.
Menurut data PBB, serangan Israel menyebabkan hampir 29.000 korban tewas dan memicu 85 persen populasi Gaza mengungsi ke lokasi yang dianggap lebih aman, di tengah kurangnya pangan, air bersih, dan obat-obatan. (ant/bil/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
