Kamis, 16 Mei 2024

Lima Risiko Kesehatan yang Sering Terjadi pada Jemaah Haji

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Para jemaah haji asal Indonesia usai melaksanakan puncak Haji di Muzdalifah, Arab Saudi, Rabu (28/6/2023). Foto: Iping suarasurabaya.net

Dokter Ngabila Salama Praktisi Kesehatan Masyarakat menyebut ada lima risiko kesehatan yang sering terjadi pada jemaah saat mengikuti kegiatan ibadah haji di Arab Saudi.

“Ibadah haji merupakan salah satu jenis ibadah yang 90 persen kegiatannya menggunakan fisik. Tak terasa, sebentar lagi kloter pertama akan diberangkatkan pada 12 Mei menuju Madinah. Jemaah akan masuk Asrama Haji Pondok Gede untuk memastikan kesehatan tahap akhir pada 11 Mei,” ujarnya dilansir Antara, Rabu (1/5/2024).

Ngabila menuturkan, selama mengikuti ibadah haji, kesehatan dan kebugaran jemaah menjadi hal utama yang patut dijaga serta dipertahankan. Berada di negara yang memiliki kondisi cuaca dan iklim yang berbeda dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan.

Menurutnya, ada lima risiko kesehatan yang sering ditemukan pada jemaah haji yakni kelelahan akibat tidak terbiasa bergerak dalam waktu yang cukup lama dan terkena heat stroke (serangan panas) yaitu kondisi di mana tubuh tak lagi bisa mengontrol suhu karena cuaca yang terlalu panas sehingga sulit untuk melakukan mekanisme pendinginan.

Selain itu, penderitanya dapat mengalami tubuh gemetar, tubuh tidak mengeluarkan keringat, kebingungan hingga pingsan atau koma.

Risiko lainnya yaitu terkena pneumonia atau radang paru-paru, serangan jantung serta kehilangan memori atau demensia.

Maka dari itu, Ngabila menjelaskan pemerintah berupaya untuk melakukan tes kesehatan sebelum jamaah berangkat agar kondisi fisik yang bersangkutan dipastikan sehat, layak terbang dan tidak terkena penyakit menular seperti tuberkulosis, pneumonia atau gagal jantung.

Tahun ini, katanya, pemerintah juga menyediakan pendamping lansia untuk memonitor kesehatan jemaah lansia dengan lebih ketat.

Di samping layanan yang diberikan oleh pemerintah, Ngabila menganjurkan jemaah untuk menghindari risiko tersebut dengan mengikuti tiap anjuran teknis yang diarahkan oleh ketua regu hingga petugas kloter setiap waktu agar kesehatan tetap terjaga.

“Pastikan untuk saling peduli sesama jemaah untuk melaporkan kondisi kesehatan. Prinsip utama lebih baik mencegah daripada mengobati. Jangan terpisah dari rombongan, dan tidak malu bertanya,” imbuhnya.

Selain itu, jemaah juga dianjurkan melakukan senam peregangan dua jam sekali secara rutin, meminum segelas air per jam dan selalu memakai alat pelindung diri seperti topi, payung, kacamata hitam, masker, pakaian berwarna cerah, semprotan air, alas kaki, membawa paspor serta menggunakan gelang identitas.(ant/sya/saf/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Kurs
Exit mobile version