Jumat, 3 Mei 2024

Presiden Korea Selatan: 2.000 adalah Peningkatan Minimum dalam Penerimaan Sekolah Kedokteran

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Orang-orang menonton layar TV yang menayangkan siaran langsung pidato Yoon Suk-yeol Presiden Korea Selatan di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, Senin (1/4/2024). Foto AP/Ahn Young-joon

Yoon Suk-yeol Presiden Korea Selatan menegaskan, jumlah 2.000 adalah peningkatan minimum yang diperlukan dalam penerimaan sekolah kedokteran. Meskipun pemerintah akan terbuka melakukan pembicaraan jika dokter mengusulkan alternatif yang lebih masuk akal dan rasional.

“Jumlah 2.000 tersebut merupakan kenaikan minimal yang dicapai pemerintah melalui perhitungan yang matang, dan ditindaklanjuti dengan diskusi yang cukup dengan komunitas medis, termasuk kelompok dokter, hingga diambil keputusan,” ucap Yoon dilansir Antara, Senin (1/4/2024).

Yoon menyampaikan, pernyataan tersebut di tengah sedikitnya tanda-tanda terobosan dalam perselisihan antara pemerintah dan komunitas medis mengenai kenaikan kuota penerimaan.

“Beberapa orang berpendapat bahwa menambah jumlah sebanyak 2.000 sekaligus adalah hal yang berlebihan,” katanya.

Ia juga mengatakan kekhawatiran yang lebih besar, yakni meskipun ada penambahan 2.000 orang, masih diperlukan waktu 10 tahun lagi sebelum para dokter baru dapat bergabung dengan dunia kerja.

“Mereka bahkan mengkritik pemerintah yang memutuskan penambahan 2.000 orang tanpa rencana yang jelas dan sepihak. Tentu saja tidak demikian,” tuturnya.

Sekitar 12.000 dokter muda telah mengundurkan diri sejak 20 Februari 2024 untuk memprotes rencana pemerintah. Sementara para profesor kedokteran telah mengajukan pengunduran diri secara massal untuk bergabung dalam aksi kolektif.

Para profesor yang bekerja sebagai dokter senior di rumah sakit besar telah berjanji untuk mengurangi jam kerja mulai minggu ini untuk mengatasi kelelahan yang semakin meningkat akibat pemogokan yang berkepanjangan oleh junior mereka. Dokter komunitas mengatakan akan mengambil tindakan serupa.

“Jika komunitas medis ingin berargumentasi untuk mengurangi jumlah peningkatan tersebut, maka tepat bagi mereka untuk mengajukan proposal terpadu kepada pemerintah dengan dasar yang jelas dan ilmiah dan tidak melakukan tindakan kolektif,” tegasnya.(ant/man/saf/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
29o
Kurs