Senin, 2 Desember 2024

Siswa Siswi Sekolah Indonesia Tokyo Ikuti Pelatihan Mitigasi Bencana dari Pemerintah Jepang

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sejumlah siswi Sekolah Indonesia Tokyo (SIT) terlihat bersembunyi di bawah kursi dalam Pelatihan Mitigasi Bencana di SIT yang berlangsung pada, Jumat (25/10/2024). Foto: KBRI Tokyo

Suara sirene bergema di kompleks Sekolah Indonesia Tokyo (SIT), disertai pengumuman terjadinya gempa berkekuatan besar di Tokyo, Jepang.

Para siswa, siswi, dan tenaga pendidik SIT segera berlindung di bawah meja. Setelah beberapa saat, mereka keluar dari gedung dengan membawa perbekalan darurat, didampingi para tenaga pendidik.

Suasana tersebut menggambarkan kegiatan Pelatihan Mitigasi Bencana di SIT yang berlangsung pada, Jumat (25/10/2024).

Acara ini merupakan hasil kerja sama antara SIT dengan DPRD Meguro, Pemerintah Kota Meguro, Kepolisian Meguro, Dinas Mitigasi Bencana Meguro, dan Departemen Pemadam Kebakaran Meguro, serta didukung penuh oleh KBRI Tokyo.

“KBRI Tokyo berterima kasih kepada DPRD, Kepolisian, dan pihak Departemen Pemadam Kebakaran Meguro atas kerja sama dalam pelatihan mitigasi bencana untuk siswa-siswi Sekolah Indonesia Tokyo. Pelatihan ini sangat penting untuk mengurangi risiko korban bencana. Kami berharap para siswa dapat menyampaikan pengetahuan ini kepada teman-teman lain, khususnya di Indonesia,” ujar Muhammad Al Aula Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Tokyo, dalam sambutannya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Ari Driyaningsih Kepala SIT, Merry Astrid Indriasari Ketua Komite Sekolah, Meguro Kanako Kobayashi Ketua Divisi Kesejahteraan DPRD, serta Tanaka Junichiro Chief Inspector Meguro Police Station Traffic Section.

“Saya berharap pelatihan semacam ini bisa dilaksanakan secara rutin setiap tahun. KBRI Tokyo siap bekerja sama dengan pihak terkait di Jepang untuk mensosialisasikan mitigasi bencana tidak hanya bagi siswa SIT, tetapi juga seluruh WNI yang tinggal di Jepang,” tambah Muhammad Al Aula.

Kegiatan pelatihan berlangsung tidak hanya di SIT, tetapi juga di Rinshi-no-Mori Park, Meguro, Tokyo. Di sana, para siswa mendapatkan sosialisasi mengenai cara menghadapi gempa, kebakaran, dan keselamatan lalu lintas.

Dalam simulasi gempa, siswa secara bergantian naik ke truk gempa yang dilengkapi meja perlindungan, dengan kekuatan guncangan yang bervariasi dari skala 5 hingga 7 magnitudo.

Simulasi kebakaran dilakukan di sebuah ruang yang dipenuhi asap, di mana para siswa dilatih untuk menavigasi ruangan menuju pintu keluar dengan menggunakan handuk kecil untuk menutupi hidung dan mulut sebagai perlindungan.

Ari Driyaningsih Kepala SIT mengungkapkan bahwa kegiatan ini tidak hanya melibatkan siswa dan tenaga pendidik, tetapi juga orang tua siswa.

“Bencana alam bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Kami juga mengajak orang tua untuk belajar mitigasi bencana bersama. Ke depannya, kami berharap seluruh orang tua siswa dan WNI di Jepang dapat ikut serta dalam kegiatan ini,” ujarnya.

Mayoritas siswa, mulai dari tingkat TK hingga SMA, serta para orang tua, menyambut baik pelatihan ini.

Arda Masagi, siswa kelas 8, menyatakan kesannya, “Simulasi gempa ini sangat berguna karena memberikan pengetahuan tentang cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa atau kebakaran. Saya merasakan sendiri guncangan gempa dengan kekuatan 7 magnitudo.”

Kegiatan mitigasi bencana ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapan seluruh warga SIT dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana di masa mendatang. (bil/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Senin, 2 Desember 2024
26o
Kurs