Sabtu, 27 April 2024

Trotoar Kawasan Ampel Surabaya Mulai Bersih dari Pedagang Usai Relokasi ke Eks-RPH

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Trotoar Jalan Nyamplungan Kota Surabaya bersih dari PKL usai penataan kawasan Ampel oleh Pemkot Surabaya, Rabu (6/3/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net Trotoar Jalan Nyamplungan Kota Surabaya bersih dari PKL usai penataan kawasan Ampel oleh Pemkot Surabaya, Rabu (6/3/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Ratusan pedagang di trotoar atau tepi jalan kawasan Ampel Surabaya resmi direlokasi ke dua tempat, yakni di Serambi Ampel yang sebelumnya eks Rumah Potong Hewan (RPH) yang diresmikan, Selasa (5/3/2024) kemarin, dan satunya lagi di lokasi parkir bus wisata.

Dewi Soeriyawati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) mencatat, total ada 250 pedagang yang direlokasi. Rinciannya, 161 pedagang dipindahkan ke dalam Serambi Ampel, dan 89 lainnya direlokasi ke kawasan parkir bus wisata religi Ampel.

“Dari Kecamatan Semampir ada 138 pedagang, Kecamatan Pabean Cantikan 78 pedagang, dan 34 pedagang dari wilayah Kecamatan Simokerto. Shift-shiftan, pagi sama malam, karena kan kita harus memasukkan semua,” kata Dewi lewat keterangan pers Diskominfo Kota Surabaya, Rabu (6/3/2024).

Sementara pantauan suarasurabaya.net hari ini, Rabu (6/3/2024), di sepanjang Jalan Nyamplungan salah satu pintu masuk ke Masjid Ampel bersih dari pedagang kaki lima. Hanya nampak belasan petugas Satpol PP yang menyebar di beberapa titik sedang pemantauan.

Menurut Tika, satu-satunya pedagang kurma yang tersisa di trotoar Jalan Sasak, semua pedagang ditertibkan petugas Satpol PP kemarin, Selasa (5/3/2024).

“Sebelum diobrak, banyak (pedagang di sini),” kata Tika ditemui suarasurabaya.net.

Tika, satu-satunya pedagang kaki lima berjualan kurma di Jalan Sasak Surabaya kawasan Ampel yang tidak direlokasi Pemkot Surabaya, Rabu (6/3/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net
Tika, satu-satunya pedagang kaki lima berjualan kurma di Jalan Sasak Surabaya kawasan Ampel yang tidak direlokasi Pemkot Surabaya, Rabu (6/3/2024). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Dia mengakui tidak ikut ditertibkan karena hanya pedagang musiman yang berjualan selama sebulan untuk Ramadan. Tika tidak punya hak mendapat stan di Serambi Ampel atau parkir bus wisata seperti pedagang lain.

“Dari kemarin, sampai nanti sebelum Lebaran. Ini pun boleh karena ikut warung yang ada di dalam ini, saudara saya, jadi ada yang bertanggungjawab,” imbuhnya.

Ia berharap, pascapenertiban ini, akan tetap memperoleh pembeli seperti tahun-tahun sebelumnya, dengan omzet tiap hari mencapai Rp1 juta.

“Biasanya mengandalkan orang jalan kaki lewat sini. Masih berharap, tapi gak tahu lagi, apa kata Yang Maha Kuasa,” tuturnya.

Sementara Iim, pedagang kaki lima yang berjualan pada shift pagi-siang dan sudah direlokasi ke Serambi Ampel sejak hari ini, mengaku bersedia pindah asalkan pemerintah punya solusi untuk mendatangkan pengunjung.

“(Sebelumnya jualan di) dekat terminal, depannya terminal di pinggir jalan, gak ganggu. Di sini enak bagus, (tapi) masih sepi gak enaknya, cuma kata pemerintah besok-besok ramai,” bebernya.

Apalagi menurutnya, jam berjualan para pedagang saat ini tidak boleh 24 jam seperti dulu, karena harus berbagi dengan pedagang lain dengan sistem shift.

“Kalau aku dulu 24 jam. (Sekarang) kalau pagi gak boleh jual malam. Akhirnya gak bisa dapat (penghasilan) banyak,” ucapnya.

Diketahui, rencana relokasi ini berawal karena RPH Babi dipindah ke wilayah lain. Selain itu, Pemkot Surabaya ingin merapikan kawasan Ampel sebagai wisata religi.

“Ini (penataan kawasan Ampel) masih tahapan awal. Jadi, insyaAllah kita selesaikan semuanya (kawasan Ampel dan Kota Lama) nanti sampai berjalan di bulan Mei,” kata Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya lewat keterangan pers.

Usai penataan, Eri ingin seluruh fasilitas kawasan Ampel dan Kota Lama bisa saling terhubung.

“Jadi nanti saling terkoneksi, nanti parkirnya di sini, semua tempat makan di sini (terminal bus dan Serambi Ampel), setelah itu, dia (pengunjung) masuk ke Ampel harus melewati penyebrangan ini. Nanti kita juga tata untuk yang masuk ke dalam Ampelnya,” ujarnya.

Selanjutnya, setelah seluruh pedagang tepi jalan direlokasi, hanya tinggal ruko-ruko dan pedagang kawasan Sentra Wisata Kuliner Pegirian yang tersisa. SWK itupun rencananya akan dirapikan khusus untuk pedagang aksesoris. (lta/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
32o
Kurs