Jumat, 1 November 2024

Warga Bawean yang Tinggal di Tenda Mengeluh Sakit Demam hingga Hipertensi

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Suasana di tenda pengungsian yang didirikan sanak saudara Muslifa dan Musliha di Desa Dekatagung, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Selasa (26/3/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net Suasana di tenda pengungsian yang didirikan sanak saudara Muslifa dan Musliha di Desa Dekatagung, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Selasa (26/3/2024). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Warga Pulau Bawean yang terdampak gempa mulai terserang berbagai penyakit akibat bertahan cukup lama di tenda pengungsian karena trauma. Kini mereka mulai mengeluhkan sakit demam, batuk pilek serta pusing dan hipertensi.

Keluhan masyarakat itu disampaikan dr. Rini Suliatyoasih, Ketua Pos Komando Tanggap Darurat bidang Kesehatan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik waktu memberi pelayanan keliling bagi masyarakat terdampak gempa di Pulau Bawean, sejak Senin (25/3/2024) dan Selasa (25/3/2024) kemarin.

“Keluhan masyarakat rata-rata demam batuk, hipertensi. Dipicu tidur di tenda dan tidur tidak cukup. Mungkin tidur mereka kurang lelap, akhirnya memicu tensinya naik, serta masih banyak warga yang trauma,” kata Rini dalam keterangan yang diterima, Rabu (27/3/2024).

Sembari memberikan pelayanan ke masyarakat pengungsi di Bawean, Tim Pos Komando Tanggap Darurat bidang Kesehatan dari Dinkes Pemkab Gresik ini juga memberikan obat bagi warga yang mengalami gejala sakit.

Rini menyatakan, pihaknya bakal berupaya untuk mengantisipasi timbulnya gejala yang lebih berat dari masyarakat terdampak gempa selama masa tanggap darurat. Selain itu tim ini akan memberi pendampingan bagi yang mengalami trauma.

“Jadi teman-teman ini turun (ke warga) sudah beserta dengan obatnya. Alhamdulillah meskipun obat sudah mulai terbatas, tapi obat-obatan masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

Tim Pos Komando Tanggap Darurat bidang Kesehatan ini, terdiri dari 12 tenaga kesehatan (nakes) yang mengisi berbagai regu.

“Ada kesehatan jiwa, pelayanan kesehatan, kesehatan reproduksi, gizi, dan juga kesehatan lingkungan. Jadi satu tim kesehatan itu mengkaji dan melayani kebutuhan apa saja masyarakat di sana,” tutur Rini.

Selama bertugas kemarin, lanjut Rini, personel dari Puskesmas Sangkapura menyasar lima titik lokasi. Yaitu di tiga pos pengungsian Dusun Tajumulia, Desa Dekatagung, kemudian di Desa Suwari ada dua titik.

Rini menyebut, warga terdampak gempa harus segera mengganti tenda sementara mereka dengan tenda yang lebih layak supaya tidak mudah terserang penyakit.

“Mereka butuh tenda yang layak pakai, agar bisa lebih nyaman saat tidur,” tuturnya.

Selain itu, Rini juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah bersedia mengirimkan tenaga kesehatan (nakes) dan non-nakes untuk membantu pengecekan kesehatan warga di Pulau Bawean.

“Hari ini kami mendapat tambahan bantuan 30 nakes dan tujuh non-nakes. Untuk non-nakes itu menangani kesehatan jiwa agar masyarakat tidak trauma lagi, meskipun hal itu akan tetap membekas,” jelas dr. Rini. (wld/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs