
Sebanyak 28 negara, termasuk Inggris, Prancis, Kanada, Jepang, dan Australia, menyerukan diakhirinya segera perang di Gaza.
Dalam pernyataan bersama, mereka menyoroti penderitaan warga sipil yang disebut telah “mencapai titik terendah”, dan mengkritik keras model distribusi bantuan Israel yang dinilai berbahaya serta tidak manusiawi.
“Perang di Gaza harus diakhiri sekarang,” demikian kutipan awal dari pernyataan para menteri luar negeri negara-negara tersebut.
Mereka menegaskan bahwa sistem distribusi bantuan oleh Israel tidak hanya memperburuk krisis kemanusiaan, tetapi juga merampas martabat warga Gaza.
Dilansir dari BBC pada Selasa (22/7/2025), pernyataan itu juga mengecam “pemberian bantuan secara bertahap dan pembunuhan tidak manusiawi terhadap warga sipil, termasuk anak-anak, yang berusaha mendapatkan makanan dan air”.
David Lammy Menteri Luar Negeri Inggris menyampaikan keprihatinannya di parlemen. Ia menyebut serangkaian serangan terhadap warga sipil—terutama anak-anak kelaparan—sebagai tragedi yang tak bisa dibenarkan.
Inggris juga mengumumkan tambahan bantuan kemanusiaan senilai 40 juta pound untuk Gaza.
Meski menegaskan dukungannya terhadap keamanan dan keberadaan negara Israel, Lammy mengatakan bahwa tindakan pemerintah Israel saat ini telah “merusak reputasi globalnya dan mengancam keamanan jangka panjangnya sendiri”.
Sementara itu, Israel menolak pernyataan dari 28 negara tersebut. Kementerian Luar Negeri Israel menyebutnya “tidak sesuai kenyataan” dan menyalahkan Hamas atas berlanjutnya konflik.
“Semua pernyataan harus diarahkan kepada pihak yang memulai perang dan menolak gencatan senjata: Hamas,” kata Oren Marmorstein juru bicara kementerian.
Ia juga menuduh Hamas menyebarkan informasi palsu dan secara sengaja membahayakan warga yang mencari bantuan. (saf/ham)