Sekitar 3,4 juta orang di Somalia mengalami kerawanan pangan akut imbas adanya kekeringan di negara bagian Afrika itu.
Hal tersebut disampaikan oleh Stephane Dujarric juru bicara (jubir) Antonio Guterres Sekjen PBB, melalui sebuah keterangan, yang menyebutkan bahwa dari 3,4 juta orang itu, 620.000 lebih tengah menghadapi tingkat kerawanan pangan darurat.
Melansir Antara, Jumat (14/11/2025), Dujarric mengatakan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs/OCHA) melaporkan bahwa kekeringan parah di Somalia menempatkan nyawa jutaan orang dalam risiko, dengan bantuan kemanusiaan sangat terbatas akibat dana yang menipis.
Dia menjelaskan, kekeringan paling parah terjadi di wilayah timur dan utara negara itu, namun kini mulai meluas hingga ke Somalia tengah dan selatan.
Antara Oktober dan Desember, lebih dari satu dari lima penduduk di Somalia diperkirakan akan menghadapi tingkat kerawanan pangan yang tinggi, ujar Dujarric.
Dia juga menambahkan bahwa situasi gizi juga sangat memprihatinkan, dengan 1,9 juta anak di bawah usia lima tahun (balita) diperkirakan akan menderita malanutrisi akut dari Agustus tahun ini hingga Juli tahun depan.
Pekan ini, pemerintah Somalia menyatakan keadaan darurat kekeringan di seluruh negara itu. Dujarric menyebutkan bahwa pengumuman kekeringan tersebut menyerukan kepada badan-badan kemanusiaan agar meningkatkan upaya yang menyelamatkan nyawa di bidang gizi, kesehatan, air, dan ketahanan pangan.
Seruan ini muncul di tengah situasi di mana organisasi bantuan terpaksa mengurangi atau menghentikan bantuan darurat akibat kekurangan dana yang parah, papar sang jubir, sembari menyatakan bahwa Rencana Kebutuhan dan Respons Kemanusiaan untuk Somalia (Humanitarian Needs and Response Plan for Somalia) senilai 1,4 miliar dolar AS baru terealisasi pendanaannya sebesar 22 persen.(ant/kir/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
