
Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) memastikan, ada sebanyak 40 ribu kuota beasiswa penuh dan biaya pendidikan terjangkau untuk peserta didik baru yang tidak lolos SMA/SMK Negeri pada tahun ajaran 2025.
Aries Agung Paewai Kepala Dindik Jatim mengatakan, langkah tersebut merupakan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi dengan SMA/SMK swasta di seluruh wilayah provinsi, yang telah dilakukan penandatanganan komitmen pada Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.
“Melalui langkah stategis dengan kerjasama dengan SMA dan SMK swasta, untuk bisa memberikan kuotanya bagi siswa tidak mampu atau bagi calon murid yang berprestasi tapi tidak masuk di Negeri maka bisa diberikan beasiswa penuh dan beasiswa pendidikan terjangkau,” katanya, Senin (5/5/2025).
Kerjasama itu, kata Aries, didasarkan dari jumlah pagu SMA dan SMK negeri di Jatim yang terbatas.
Dari jumlah lulusan SMP dan sederajat sebanyak 682.252 murid, total daya tampung yang tersedia hanya sejumlah 261.396 kursi. Sehingga, hanya 38,81 persen murid yang tertampung di sekolah negeri. Sedangkan 61,69 persen lainnya atau 420.856 murid harusnya tertampung di sekolah swasta.
Saat ini, kata Aries, ada 24 cabang Dinas yang telah menuntaskan kerjasama dengan SMA, dan SMK swasta di Jatim. Sasaran kuota sebanyak 40 ribu calon murid, melebihi target Pemprov Jatim sebelumnya yakni 30 ribu kuota beasiswa.
Sementara itu, Mustakim Kepala UPT TIKP Dindik Jatim mengatakan, melalui kerjasama itu, murid dari kalangan keluarga pra sejahtera mampu melanjutkan pendidikan menegah tanpa biaya dan biaya pendidikan terjangkau.
“Kami sudah rampungkan komunikasi dengan sekolah. Antara cabang Dinas dan sekolah swasta sudah tuntas untuk menjalin komitmen bersama kuota beasiswa penuh dan biaya pendidikan terjangkau, Alhamdulillah kerjasama kita melebihi target diangka 40 ribu murid,” katanya.
Untuk mengetahui kerjasama yang telah terbangun, lanjut dia, informasi seputar beasiswa kuota penuh dan biaya pendidikan terjangkau SMA dan SMK swasta akan dimunculkan dalam sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025. Pada sistem tersebut, sekolah akan memunculkan berbagai informasi yang dibutuhkan.
“Dalam sistem akan muncul beberapa rekomendasi sekolah untuk calon murid baru, misalnya saja sekolah A ada beasiswa penuh untuk 5 anak. Atau sekolah B menyiapkan beasiswa penuh 10 anak, dan dispensasi 50 persen untuk 5 anak. Nah informasi ini akan ditampilkan dalam website SPMB,” jabarnya.
Kebijakan itu, kata dia, sudah pernah dilakukan dalam rangka mengatasi anak-anak yang tidak diterima sekolah negeri. Namun, cakupan implementasinya masih di lakukan di daerah Surabaya dan Sidoarjo. Di Jawa Timur sendiri, terdapat 1.083 SMA swasta dan 1.860 SMK swasta.
“Sesuai keinginan ibu Gubernur, harapan tidak boleh lagi ada anak jawa timur yang putus sekolah hanya karena alasan tidak diterima di negeri dan tidak ada biaya masuk sekolah swasta,” ucapnya.
“Harapan kami ini untuk anak-anak tidak mampu atau berprestasi. Swasta bisa menentukan dari jalur kurang mampu, mungkin dari jalur tahfidz, jalur prestasi lomba mereka diterima,” pungkasnya.(ris/bil/iss)