
Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengamankan ratusan satwa liar yang berusaha diselundupkan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dalam sebuah truk yang mengklaim mengangkut aksesoris ponsel.
Nur Patria Kurniawan Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur dalam pernyataannya, Rabu (16/7/2025), mengatakan, Tim Intelair Subdit Gakkum Ditpolairud Polda Jawa Timur memeriksa sebuah truk yang tercatat hanya membawa aksesoris ponsel di Pelabuhan Jamrud Utara, Tanjung Perak, dan menemukan 438 ekor satwa liar tanpa dokumen resmi.
“Kami mengapresiasi sinergi yang solid antara Ditpolairud dan tim BBKSDA Jatim. Ini bukan sekadar operasi penegakan hukum. ini adalah upaya menyelamatkan nyawa, menjaga keseimbangan ekosistem, dan menegaskan bahwa Indonesia serius melindungi keanekaragaman hayatinya,” kata Nur Patria Kurniawan.
“Kami tidak hanya menyita satwa, tapi menyelamatkan warisan hayati bangsa. Ini peringatan keras bagi para pelaku perdagangan ilegal satwa, kami awasi, kami lawan, dan kami tindak,” tambahnya, seperti dilaporkan Antara.
Dia menjelaskan, dalam pemeriksaan dokumen saat operasi awal Juli lalu, ada truk yang mengaku hanya membawa aksesoris ponsel. Setelah terbukti membawa satwa liar untuk diperjualbelikan, sopir beserta barang bukti kemudian dibawa ke Markas Ditpolairud.
Satwa yang diselundupkan mayoritas berasal dari kawasan Wallacea dan Indonesia Timur.
Rinciannya, Biawak Sulawesi (Varanus salvator celebensis) sebanyak 16 ekor, Soa layar (Hydrosaurus weberi) 15 ekor dengan 1 ekor mati, Burung kacamata biasa (Zosterops melanuru) 299 ekor dengan 26 mati, Burung madu sriganti (Cinnyris jugularis) dan bakau (Cyornis rufigastra) 45 ekor, Raja perling (Basilornis celebensis) dan Jalak tunggir merah (Scissirostrum dubium) 65 ekor.
Ratusan satwa itu sudah diserahkan ke BBKSDA Jatim untuk dilakukan proses identifikasi, perhitungan, dan pemeriksaan medis awal.(ant/ham/rid)