Sabtu, 7 Juni 2025

Anies Baswedan: Di Tanah Suci Semua Setara, di Kota Kita Keadilan Menghilang

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Anies Rasyid Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta menjadi Khatib dalam Salat Iduladha di lapangan Masjid Agung Al Azhar Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2025). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Anies Rasyid Baswedan Mantan Gubernur DKI Jakarta menyampaikan pesan kuat tentang kesetaraan sosial saat menjadi khatib Salat Iduladha di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2025).

Dalam khotbahnya, Anies mengajak jemaah untuk merenungi makna kurban yang bukan hanya soal pengorbanan, tetapi juga tentang keadilan dan empati terhadap sesama.

“Hari ini kita berkumpul merayakan Iduladha, Hari Raya Kurban yang mengajarkan kita tentang ketundukan kepada Allah, tentang kepedulian kepada sesama,” kata Anies dalam khotbahnya yang mengangkat topik ‘Kurban, Kota dan Agenda Keadilan’.

Ia kemudian membandingkan suasana perayaan Iduladha di Indonesia dengan jutaan umat Islam yang sedang menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, di mana semua berdiri dalam kesetaraan di hadapan Tuhan.

“Saat ini, kita menyaksikan jutaan manusia berpakaian ihram di Tanah Suci, kita disadarkan pada hakikat kemanusiaan. Semua setara, tidak ada pembesar dan rakyat kecil, tak ada raja, tak ada hamba sahaya, tak ada kaya dan miskin. Hanya manusia di hadapan Allah,” tuturnya.

Ribuan Jemaah menghadiri Salat Iduladha di lapangan Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2025). Foto: Faiz Fadjarudin suarasurabaya.net

Namun, menurut Anies, semangat kesetaraan yang terlihat di Arafah dan Mina itu kerap tidak terlihat dalam kehidupan nyata di kota-kota besar Indonesia.

“Sekembalinya dari haji, sekembalinya ke kota-kota seperti di Indonesia, di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, kesetaraan itu seolah menguap,” ujarnya.

Anies menggambarkan ketimpangan yang nyata terlihat di tengah kota, restoran mewah penuh pengunjung, sementara di sisi lain ada anak-anak yang mengais sampah demi makan.

“Mobil-mobil mewah melintas di jalan yang sama dengan gerobak pedagang sayur yang mulai bekerja sebelum subuh,” katanya menekankan.

Menurut Anies, kondisi tersebut bukan terjadi di negeri asing, melainkan ada di sekitar kita. Kota, katanya, adalah cermin dari peradaban.

“Bahkan seorang cendekiawan muslim tersohor, Al Farabi menyebutkan tingkat peradaban itu bisa dilihat dengan bagaimana kota ditata dan bagaimana kota mencerminkan masyarakatnya,” jelasnya.

Anies juga mengaitkan konsep politik dari asalnya tentang bagaimana mengelola kota untuk membawa kebaikan dan keadilan.

“Kota yang ditata dengan baik, menghadirkan kebaikan dan keadilan, adalah tanda peradaban yang sehat. Sebaliknya, kota yang ditandai dengan ketidakadilan adalah penanda sebuah masyarakat yang sakit,” tegasnya.

Ia menutup khotbah dengan mengingatkan bahwa Islam tumbuh besar di kota, dipimpin langsung oleh Nabi Muhammad SAW, dan bahwa kota adalah tempat di mana nilai-nilai peradaban Islam dibangun dan diwariskan.

“Islam adalah agama yang tumbuh besar di kota dan di kota itulah peradaban Islam dibangun dan menjadi rujukan hingga kini,” pungkasnya.(faz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Sabtu, 7 Juni 2025
26o
Kurs