Sabtu, 13 Desember 2025

Badai Byron Terjang Gaza, Tewaskan Sedikitnya 14 Orang di Tengah Krisis Pengungsian

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Warga Gaza berjalan di atas genangan akibat badai Byron yang melanda kawasan tersebut. Foto: UNRWA

Badai Byron menyapu Jalur Gaza dan dilaporkan menewaskan sedikitnya 14 orang, sementara puluhan lainnya terluka akibat angin kencang, hujan deras tanpa henti, serta bangunan dan tenda yang runtuh.

Melansir Al Jazeera, Sabtu (13/12/2025), menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Nasional Gaza, korban mayoritas adalah warga sipil yang sebelumnya telah mengungsi akibat serangan Israel.

Kementerian menyebutkan, lima orang meninggal dunia pada, Kamis (11/12/2025) malam, hingga Jumat (12/12/2025) dini hari, setelah sebuah rumah yang dijadikan tempat berlindung pengungsi di Bir an-Naaja, Gaza utara, ambruk diterjang badai.

Saat fajar, dua orang lainnya tewas ketika tembok roboh dan menimpa tenda-tenda pengungsi di kawasan Remal, Kota Gaza. Sehari sebelumnya, satu orang meninggal akibat runtuhnya bangunan di Kamp Pengungsi Shati, sementara seorang bayi baru lahir di al-Mawasi meninggal karena suhu dingin ekstrem.

Tenaga medis di Gaza melaporkan memang terjadi lonjakan kematian akibat paparan cuaca ekstrem. Sumber di Rumah Sakit al-Shifa mengatakan kepada Al Jazeera bahwa seorang anak perempuan berusia sembilan tahun, Hadeel al-Masri, meninggal di sebuah tempat penampungan di barat Kota Gaza. Bayi bernama Taim al-Khawaja juga meninggal di Kamp Shati.

Di Khan Younis, bayi perempuan berusia delapan bulan, Rahaf Abu Jazar, meninggal setelah hujan membanjiri tenda keluarganya. Kerabat menyebut keluarga itu terpaksa berlindung di rumah yang hancur tanpa atap setelah serangan udara Israel menghancurkan rumah mereka.

“Kemarin kami terkejut mendengar ibunya berteriak, ‘Anakku membiru!’ lalu kami menggendong anak itu dan membawanya ke Rumah Sakit al-Rantisi,” kata kakek Rahaf.

“Suhu tubuhnya bertahan di antara 33 hingga 34 derajat Celsius, yang memengaruhi semua organ. Otaknya mulai rusak, dan itulah akhirnya,” tambahnya.

Laporan Al Jazeera juga menyebutkan bahwa Badai Byron telah mengubah tempat-tempat perlindungan darurat yang rapuh menjadi perangkap mematikan di al-Mawasi, Gaza Selatan.

“Para pejabat memperingatkan potensi banjir, hujan lebat, dan hujan es yang diperkirakan berlanjut hari ini. Sekitar 850.000 orang, termasuk banyak anak-anak, terancam di 761 lokasi pengungsian,” ujarnya.

“Di sini, tenda-tenda hancur akibat hujan dan angin kencang, membuat keluarga kehilangan tempat berlindung seadanya,” tambahnya.

Sejumlah besar garis pantai juga runtuh, semakin membahayakan tenda-tenda yang didirikan hanya beberapa meter dari laut.

Menurut laporan tersebut,  keluarga-keluarga yang telah berpindah-pindah selama lebih dari dua tahun akibat pengeboman Israel kini menghadapi “lapisan penderitaan tambahan”.  Tenda runtuh, udara dingin tak tertahankan. Mereka pada dasarnya tidak punya tempat untuk pergi. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Perpaduan Macet dan Banjir di Kawasan Banyuurip-Simo

Banjir Menggenangi Sidosermo 4

Kecelakaan Bus Vs Truk Gandeng di Jembatan Suramadu

Perpaduan Hujan dan Macet di Jalan Ahmad Yani

Surabaya
Sabtu, 13 Desember 2025
32o
Kurs