
Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, menjalani pelapisan ulang (overlay) aspal permukaan landasan pacu selama sepuluh bulan dari Juli 2025 hingga Mei 2026.
Ahmad Syaugi Shahab General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai mengatakan, pelapisan itu adalah bagian dari pemeliharaan infrastruktur bandara untuk menjaga kekuatan struktur landasan pacu.
“Saat proses lepas landas atau pendaratan pesawat diperlukan permukaan yang datar dan kokoh dengan tingkat kekuatan tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam keselamatan penerbangan,” tuturnya dilansir dari Antara, Rabu (16/7/2025).
Sebelumnya, beredar video Ridwan Kamil mantan Gubernur Jawa Barat bersama sejumlah penumpang yang protes karena adanya overlay di Bandara Ngurah Rai menyebabkan penerbangan mereka ditunda cukup lama.
Syaugi menjelaskan, proses itu akan berlangsung dari pukul 02.00 WITA hingga 07.00 WITA selama 10 bulan, dan pihak maskapai semestinya sudah tahu. Sehingga, semestinya bisa menyesuaikan jam tersebut.
“Kami telah menerbitkan pemberitahuan kepada penerbang atau notice to airmen (NOTAM), karena selama waktu pekerjaan overlay untuk sementara runway kami tutup, operator maskapai diminta untuk menyesuaikan jadwal penerbangannya dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai,” ucapnya.
Proses overlay dilakukan di seluruh permukaan landasan pacu sepanjang 3.000 meter, dengan lebar 45 meter.
Syaugi juga mengatakan, dua tahun terakhir pengelola berfokus pada revitalisasi dan optimalisasi di sisi darat bandara seperti terminal, akses jalan di dalam kawasan bandara, hingga pembangunan JPO. Sedangkan tahun ini akan lebih difokuskan di sisi udara.
Bandara I Gusti Ngurah Rai sebelumnya telah melakukan evaluasi terhadap kondisi landasan pacu dan hasil evaluasi tersebut diputuskan dilakukan pemeliharaan dengan metode lapis ulang.
“Landasan pacu merupakan salah satu alat produksi utama dalam mendukung operasional bandara, untuk itu, kami harus memastikan fasilitas ini selalu dalam kondisi baik dan laik pakai dari sisi kekuatan maupun keandalan strukturnya,” katanya.
Berdasarkan lalu lintas penerbangan sepanjang tahun 2024, Bandara I Gusti Ngurah Rai tercatat sebagai bandara tersibuk kedua di Indonesia, dengan total 142 ribu pergerakan atau rata-rata 388 pergerakan pesawat per hari.
Bandara itu juga melayani penerbangan-penerbangan dengan tipe pesawat berbadan besar seperti Boeing 777- 300 ER (B773ER) dan Airbus 380-800 (A388).
Makanya, pihak bandara merancang pelapisan ulang landasan pacu agar memiliki ketahanan terhadap suhu tinggi dan beban perlintasan yang berat.
“Langkah ini kami lakukan karena banyak penerbangan rute internasional dari dan ke Bali yang menggunakan pesawat berbadan besar, untuk memastikan operasional penerbangan dapat berjalan dengan aman dan lancar, manajemen bandara telah berkoordinasi dengan Airnav Indonesia cabang Denpasar dan para operator maskapai,” pungkas Syaugi. (ant/ata/ham/rid)