Rabu, 3 September 2025

Berkaca dari KLB Campak di Sumenep, Pemkot Surabaya Gencarkan Imunisasi

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi campak pada anak. Foto: Pixabay

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya fokus mengejar capaian imunisasi lengkap anak untuk mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) campak seperti di Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyebut, upaya itu sesuai SE Nomor: 400.7.7.1 /18915/436.7.2/2025 tentang Peningkatan Kewaspadaan dan Pencegahan Penularan Campak di Kota Surabaya.

“Mohon doanya agar Surabaya aman dari KLB. Kami terus berupaya agar hal itu tidak terjadi. Fokus utama kami adalah kejar imunisasi, yaitu mencari anak-anak yang status imunisasinya belum lengkap dan melengkapi dosisnya,” ujar Nanik dikutip Rabu (3/9/2025).

Menurutnya, tantangan penanganan campak di Surabaya karena tingginya mobilitas penduduk. Sebagian masyarakat tidak mau membawa anaknya untuk imunisasi karena stigma negatif atau misinformasi.

“Kadang-kadang kita harus mendatangi mereka satu per satu, mencari dari rumah ke rumah karena masih ada yang percaya beberapa stigma,” kata Nanik.

Namun, capaian imunisasi di Surabaya sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah pusat.

Data per Januari hingga Juli 2025 menunjukkan capaian imunisasi Campak-Rubella (MR) yang impresif di Kota Pahlawan yaitu dosis satu mencapai 60,1 persen melebihi dari target 58 persen, dosis dua mencapai 60,7 persen melebihi target 58 persen, kemudian dosis ketiga mencapai 76,71 persen melebihi dari target 58 persen.

“Target dari pusat itu 95 persen per antigen, dan kita sudah melebihi itu,” tegasnya.

Sementara, campak adalah penyakit infeksi saluran pernapasan yang sangat menular, disebabkan oleh virus dengan gejala meliputi demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, muncul ruam kemerahan khas yang menyebar ke seluruh tubuh.

Virus campak sangat mudah menular melalui udara (percikan droplet) dan juga kontak langsung dengan penderita.

Dia mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) apabila anak atau anggota keluarga mengalami gejala demam dan ruam untuk memastikan diagnosis sejak dini.

“Apabila muncul ruam disarankan untuk melakukan isolasi mandiri selama minimal 7 (tujuh) hari sejak timbulnya ruam. Isolasi dipantau oleh petugas kesehatan setempat bersama aparat Kelurahan dan RT/RW,” jelas Nanik.

Selain itu, memberikan Vitamin A bagi setiap suspek/kasus Campak-Rubela, sesuai anjuran petugas kesehatan untuk mencegah komplikasi pada mata dan mempercepat pemulihan.

Kemudian, degera pergi ke Rumah Sakit apabila kondisi penderita memburuk, ditandai dengan salah satu gejala berikut, anak tampak sangat lemas dan mengalami penurunan kesadaran.

“Kami juga mengimbau kepada warga Kota Surabaya untuk tetap menerapkan  pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan memakai masker bila sedang sakit, menutup mulut/hidung saat batuk/bersin, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan,” sambungnya.

Lebih lanjut, dia minta seluruh orang tua memastikan anak mendapat imunisasi Campak-Rubela (MR) sesuai jadwal. Dosis pertama diberikan pada usia 9 bulan, dosis pertama booster pada usia 18 bulan, dan jika belum lengkap, dapat diberikan hingga usia 5 tahun, serta satu dosis tambahan di kelas 1 SD/MI/sederajat melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

“Imunisasi Campak-Rubela (MR) dapat diperoleh di Puskesmas, Posyandu, Klinik, maupun Rumah Sakit, baik milik pemerintah maupun swasta,” tutupnya.(lta/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Rabu, 3 September 2025
29o
Kurs