Dadan Hindayana Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan, tidak ada pemotongan anggaran per porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) karena semua bersifat at cost atau menyesuaikan dengan harga modal tanpa mengambil keuntungan.
“At cost itu kalau kurang ditambah, kalau lebih disimpan dalam rekening. Berapapun yang dibelanjakan (untuk bahan baku), itu yang kita bayar,” katanya dilansir dari Antara pada Selasa (28/10/2025).
Dadan mengatakan, di Indonesia terdapat perbedaan harga bahan bakul khusus nya di wilayah yang sulit dijangkau seperti Papua. Oleh karena itu, BGN menyesuaikan harga pokok di masing-masing wilayah untuk diberikan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau daput MBG.
“Jadi, kalau harga naik atau misalnya di Papua, satu bahan baku harus dibayar Rp100 ribu, BGN bayar sesuai itu, dan itu rata-rata sekarang di Papua kan antara Rp26-27 ribu, bahkan ada di Papua Pegunungan itu satu porsi bahan bakunya Rp100 ribu, jadi bagaimana bisa dipotong?” paparnya.
Ia juga menyampaikan terdapat biaya komponen operasional sebesar tiga ribu rupiah yang juga bersifat at cost.
“Nah insentif lah yang kemudian itu haknya mitra, yang bisa digunakan dan diambil setiap hari. Setelah melakukan (distribusi MBG) baru kelihatan,” tuturnya.
Sampai saat ini MBG telah menjangkau 39,2 juta penerima manfaat per hari ini dengan serapan anggaran mencapai Rp35 triliun. (ant/fan/saf/faz)
NOW ON AIR SSFM 100
