BPBD Jawa Timur menjelaskan pemicu terjadinya letusan sekunder di aliran lahar Gunung Semeru akibat hujan intensitas tinggi di puncak yang bercampur dengan lahar panas.
Satriyo Nurseno Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jawa Timur mengatakan, berdasarkan hasil pantauan petugas tidak ada letusan di kawah utama Gunung Semeru pada sore pukul 15.40 WIB tadi.
Untuk diketahui, kawasan puncak Semeru dan wilayah sekitarnya diguyur hujan intensitas tinggi sejak pukul 14.30 WIB hingga pukul 15.40 WIB yang mengakibatkan terjadinya banjir lahar dingin.
Pertemuan endapan lahar panas dengan air hujan tersebut yang kemudian memunculkan kepulan asap besar seperti awan panas guguran (APG) yang terlihat hingga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
“Kalau yang dimaksud letusan dari kawah utama, pantauan teman-teman itu enggak ada letusan. Jadi yang dimaksud kayak letusan itu, aliran kan di atas nih banjir, curah hujannya tinggi di atas. Laharnya itu bercampur dengan air hujan mengalir ke aliran lahar, aliran sungai,” ujar Satrio dikonfirmasi, Jumat (21/11/2025).
Reaksi antara air dingin dan panas tersebut yang juga memicu suara mirip letusan Gunung Semeru yang terdengar dari aliran lahar. Satriyo memastikan tidak ada letusan di kawah utama.
“Itu kayak berbenturan gitu. Jadi ngepul, ada suara letusan tapi bukan di kawah, letusannya di aliran. Kayak pertemuan antara lahar dingin yang baru turun dengan lahar yang kemarin. Jadi antara air dingin sama air panas bertemu gitu,” jelasnya.
Kepulan asap tersebut juga menghasilkan abu vulkanik cukup pekat yang mengharuskan petugas menutup sementara akses Jembatan Gladak Perak karena khawatir mengganggu pandangan pengendara.
“Nah, meletusnya itu mungkin ada rongga-rongga di aliran sungainya itu yang ada rongga-rongganya, jadi kayak meletup gitu. Kalau dari kawah utamanya enggak ada ini,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, kepulan asap mirip awan panas guguran (APG) terpantau membumbung tinggi dari Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (21/11/2025) pukul 15.46 WIB.
Pantauan suarasurabaya.net dari Sumberwuluh, awan panas berwarna putih kecoklatan yang cukup tebal membumbung tinggi dan terpantau menerjang Jembatan Gladak Perak.
Selain itu awan panas juga terlihat bergulir ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Gladak Perak. Imbas letusan sore ini, sejumlah kendaraan truk dan mobil berhenti di jalanan kawasan Sumberwuluh.
Berdasarkan imbauan petugas di lapangan, kendaraan tidak disarankan melintasi Jembatan Gladak Perak karena abu dari awan panas masih cukup tebal dikhawatirkan mengganggu pandangan pengemudi.
Kemudian pada pukul 16.30 WIB intensitas letusan Semeru sudah mulai menurun. Sejumlah kendaraan yang berhenti di jalanan Sumberwuluh sudah melanjutkan perjalanan ke Jembatan Gladak Perak.(wld/kir/iss)
NOW ON AIR SSFM 100
