
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyiapkan enam paket makanan instan khas nusantara untuk jemaah haji Indonesia selama masa libur katering hotel saat rangkaian ibadah puncak di Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Paket makanan ini dibagikan secara gratis dan tidak diperbolehkan untuk dipungut biaya dalam bentuk apa pun kepada para jemaah.
Nurrullah Al Mufti Siregar, Petugas Haji Indonesia dari PPIH Arab Saudi bidang layanan konsumsi, membenarkan bahwa paket makanan instan tersebut telah disiapkan khusus untuk memenuhi kebutuhan konsumsi 1.300 jamaah yang tinggal di Hotel 220, sektor 2 wilayah Syisyah.
Makanan-makanan tersebut telah dikemas dalam kardus cokelat dan ditempatkan di ruang MO atau restoran hotel sebagai titik distribusi.
“Harapannya jamaah lebih mudah mendapat konsumsi sehat dan selera Nusantara selama catering hotel libur,” ujar Mufti Siregar kepada Aini Kusuma Reporter Suara Surabaya di Tanah Suci
Adapun enam menu makanan instan yang disiapkan BPKH untuk jemaah mencakup sarapan pada 7 Dzulhijjah, makan siang 7 Dzulhijjah dengan menu semur daging, serta makan malam di hari yang sama berupa semur ayam.
Selanjutnya, jemaah akan mendapatkan sarapan pada 8 Dzulhijjah, disusul dengan makan siang pada 13 Dzulhijjah yang menyajikan opor ayam, dan ditutup dengan makan malam 13 Dzulhijjah berupa rendang ayam.
Pihak BPKH menyusun menu dengan tetap mempertimbangkan cita rasa nusantara, agar jemaah tetap merasa nyaman dan sehat selama menjalani rangkaian ibadah haji, terutama saat berada di lokasi-lokasi puncak ibadah yang tidak memiliki akses layanan katering hotel.
Selain itu, Mufti Siregar juga mengingatkan bahwa jamaah diperbolehkan membawa makanan tambahan. “Jemaah boleh membawa makanan sendiri ke armuzna sesuai dengan seleranya secukupnya saja,” tambahnya.
Upaya ini merupakan bagian dari komitmen BPKH dalam memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji Indonesia, khususnya dalam aspek logistik dan konsumsi selama masa krusial ibadah haji. (ain/kak/bil/iss)